Senin, 11 November 2019

Surat #7

Teruntuk Kamu yang Telah Ia Datangkan,

Hai, salam kenal.
Semoga do'a-do'a kita di-amin-kan segera oleh penduduk langit.


Sampai berjumpa di hari bahagia nanti.


Rima
Banjarmasin

Rabu, 06 November 2019

Memulai

Izinkan saya berbagi cerita perjalanan saya membangun Positif Kopi kepada teman-teman semuanya.

Awal tahun yang lalu, tepatnya saat semester 7 perkuliahan baru dimulai. Saya memutuskan untuk berjualan kopi susu, yang saya beri nama "Positif Kopi". Berdagang bukanlah suatu hal yang asing bagi seorang Rima Anjani.

Sejak awal kuliah, saya sudah coba berjualan berbagai macam barang dan makanan. Mulai dari jual jilbab, PO buku, makanan buka puasa, ricebox, sampai akhirnya mencoba untuk beralih ke komoditi minuman cepat saji, seperti kopi susu.

Mungkin karena memang saya suka ngopi, jadi tiap kali meracik kopi untuk dijual rasanya happy dan sangat menikmati.

Dulu, saya hanya berjualan di lingkungan kampus, membawa 12-20cup kopi susu dengan cooler box, naik turun gedung kuliah 3 lantai. Setiap hari. Menjaja & nawarin sana sini. Baik ke sesama mahasiswa, admin prodi, dosen, sampai abang tukang parkir pun jadi target pasar saya kala itu.

Setiap malam juga saya harus stock espresso dengan alat seduh manual dimulai pukul 11 malam sampai 1 dini hari. Lanjut bangun pukul 5 subuh untuk meracik kopi susu untuk siap dijual pukul 8 pagi di kampus. Awalnya sempat keteteran karena belum bisa manage waktu antara jualan & perkuliahan. Tapi seiring berjalannya waktu, semua itu akhirnya bisa tertangani. Alhamdulillah...

Proses menjalankan usaha kopi susu di kampus itu saya nikmati selama kurang lebih 4 bulan. Hingga akhirnya, saya beranikan diri untuk melebarkan sayap menjadi sebuah bisnis 'kedai kopi susu kekinian'. Susah payah belajar investasi, belajar mengatur keuangan kedai, menganalisis HPP, yang sebetulnya itu semua bukan basic saya banget. Tapi tak apa saya bilang, namanya juga bangun usaha, semua harus dari nol. Termasuk nol dalam hal pengalaman & ilmu. Jadi harus belajar terus menerus.

Ada satu momen yang paling mengubah sudut pandang saya dalam berbisnis, yaitu ketika untuk pertama kalinya saya menggaji kedua karyawan saya. Masih ingat betul momen itu, sore hari ketika kedai sudah mau tutup. Saya ajak kedua karyawan saya duduk di meja kedai, saya tawarkan "kalian mau minum apa? Biar saya buatkan", sontak mereka terkejut dan spontan berkata "serius ka? Gapapa ka? Masa owner yang layanin karyawan?".
"Santai..  jadi maunya minum apa?" Saya tanya kembali.
"Saya mau es kopi susu positif kak" jawab salah satu karyawan saya, kemudian disusul dengan jawaban karyawan kedua saya "saya yang strong ya kak".

Dengan senyum dan rasa haru saya buatkan mereka 2 minuman spesial tersebut. Setelah selesai, saya ajak mereka berbincang-bincang. Mulai dari evaluasi untuk operasional kedai, manajemen laporan harian, dll. Setelah itu, gantian saya yang membuka telinga selebar-lebarnya, saya biarkan mereka memberikan saran & masukan sepuas-puasnya untuk bisnis ini. Saya siapkan seluruh indera yang saya punya untuk .enyimak setiap kata yang mereka ucapkan & merasakan emosi yang mereka salurkan. Karena saya yakin, bisnis ini tidak bisa saya jalankan sendirian. Mereka bukan hanya karyawan yang bertugas menyajikan produk ke pelanggan, tapi lebih dari itu. Mereka juga juru kunci dari keberhasilan bisnis ini.

Akhir dari perbincangan tersebut. Saya tutup dengan memberikan mereka masing-masing satu buah amplop beisi uang gaji perdana mereka. Wajah bahagia, senang, haru, langsung tersirat dari wajah mereka. Jujur, belum pernah saya rasakan perasaan campur aduk seperti itu sebelumnya.

Selama di perjalanan menuju rumah, bayangan wajah kebahagiaan mereka tak henti-hentinya menemani saya. Terucap lirih bisikan untuk diri sendiri "Rim, kamu udah sejauh ini. Sekarang, usaha ini bukan hanya perihal mengenyangkan perutmu saja, tapi juga tentang mereka yang menggantungkan nasibnya disini. Lanjutkan, perjuangan kamu masih panjang. Jangan menyerah".

Dan sekarang, salah satu motivasi terbesar saya untuk membangun bisnis adalah keinginan untuk terus menerus bisa melihat wajah bahagia karyawan ketika menerima gajinya. Ntah lah, terdengar klise mungkin, tapi inilah adanya, perasaan itu mungkin tak sepenuh bisa saya gambarkan lewat kata-kata.

Namun, semenjak momen itulah, saya bertekad untuk bisa membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyak. Melihat wajah bahagia banyak orang ketika merima hasil jerih payah keringat dan pikirannya. Do'akan saya. Semoga tekad ini bisa terwujud. Masih banyak PR yang harus saya tuntaskan, masih banyak juga yang harus saya pelajari dan pahami.

Banjarbaru, 6 November 2019
Rima

Jumat, 04 Oktober 2019

Surat #6

Teruntuk Kamu Si Mulut Berduri,


Tahukah kamu berapa banyak orang yang tersakiti karena kata-kata yang kamu lontarkan?
Tahukah kamu satu kalimat bahkan satu kata saja bisa memantik seseorang untuk mengakhiri hidupnya?
Tahukah kamu bahwa kamu mempunyai kekuatan untuk mengatur apa yang bisa keluar dari mulut mu?
Dan tahukah kamu bagaimana sabar dan tegarnya seseorang menahan rasa sakit itu?

Kamu memang bukan seorang kriminal.
Bukan juga seorang penjahat.
Tapi bisakah aku menyebutmu sebagai seorang pembunuh?

Ya, pembunuh kebahagiaan dan rasa nyaman akan hidup seseorang.

Be ware with your words. Tak semua orang bisa mengerti, memahami, menahan, dan sabar dengan semua sikap yang kita ingin orang lain 'memaklumi'.


Dari aku yang hampir terbunuh oleh kata-katamu.

Rima
Banjarmasin

Surat #4

Teruntuk Kamu,

Sekarang hatiku sudah tak lagi rumpang.
Kepergian kamu kemarin sudah mengajarkanku kemana seharusnya aku pulang.
Berat memang ketika harus berdamai dan memilih hengkang.
Dan kini aku percaya bahwa aku tak perlu yang terlalu terang,
Yang ku butuhkan adalah
ia yang selalu ada dan tak kunjung padam.

Dari Aku Yang Tak Lagi Gersang,
Rima
Banjarmasin

Selasa, 01 Oktober 2019

Surat #3

Teruntuk Negeriku Tercinta Indonesia


Beberapa hari terakhir negeriku tercinta sedang berduka 
Demokrasi yang menghiasi selama bertahun-tahun lamanya,
kini harus diperjuangkan keberadaannya.
Bagaimana mungkin mereka yang kami pilih sebagai wakil rakyat, tega berbuat nista dan semena-mena?
Mereka yang duduk di dipan penguasa terlihat bahagia dan tertawa-tawa
Padahal rakyatnya kini sedang bersusah payah menjaga Ibu Pertiwinya.

Wahai penguasa yang kini tak lagi takut dosa,
Sebesar apapun kalian berusaha untuk memegang kendali atas bangsa,
Tetap ada Ia di atas sana yang memegang kendali alam semesta.


Kami usahakan yang terbaik, lewat tangan, mulut, karya, dan juga do'a.
Semoga luka ini segela sirna, dan berganti sejahtera.




Dari rakyatmu yang belum bisa membuatmu bangga.

Rima
Banjarmasin

Sabtu, 17 Agustus 2019

Kenapa Rima Ingin Gabung FIM?

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...

Perkenalkan, nama saya Rima Nur Anjani. Lahir di Banjarmasin, 30 Aprill 1998. Sekarang saya sedang menempuh studi di jurusan Psikologi Universitas Lambung Mangkurat sekaligus sedang merintis usaha kedai kopi yang saya beri nama Positif Kopi. Saya ada pendiri Komunitas Literasi Banua dan salah satu delegasi Indonesia di Southeast Asia Youth Ambassador for Peace 2019.

Pada tulisan saya kali ini, saya akan menceritakan apa sebenarnya alasan yang mendorong saya untuk bergabung di keluarga besar FIM (Forum Indonesia Muda). Sebelumnya, tahun 2017 lalu, saya sudah pernah mendaftarkan diri di FIM 19 dan alhamdulillah rezeki saya ternyata hanya sampai pada lolos seleksi administrasi. Kalau boleh kita kilas balik pada tahun 2017 tersebut, alasan terbesar saya ingin mendaftar adalah karena saya ingin menambah pengalaman dan relasi 'saja'. Namun, pada kesempatan kedua kalinya ini, alasan saya telah berubah. Bukan hanya itu. Pengalaman dan relasi menurut saya bisa saya dapatkan di manapun dan kapanpun jika saya 'mau' dan kali ini, alasan terkuat saya untuk berani mendaftarkan diri adalah karena saya ingin berkontribusi lebih untuk masyarakat luas, dan saya sadar bahwa saya tidak bisa menjalankan sendirian ide atau proyek yang selama ini sudah saya canangkan.

Kolaborasi dan semangat gotong royong inilah yang ingin saya bangun bersama dengan keluarga FIM di seluruh Indonesia. Selain itu, ketertarikan saya terhadap isu-isu global dan SDG's yang sudah saya tunjukkan sejak di bangku SMA hingga sekarang jugalah yang menjadi alasan. Saya sadar akan apa yang akan dihadapi oleh negeri kita tercinta ini, khususnya pada ruang lingkup yang lebih kecil seperti tanah kelahiran saya sendiri Kota Banjarmasin. Bonus demografi dan 17 global goals tentunya adalah tanggungjawab kita semua untuk menyukseskannya. Dan muncul pertanyaan-pertanyaan dibenak saya setiap kali dua hal tersebut dibahas yaitu "Apakah saya sudah siap?" , "Apakah orang-orang di sekitar saya juga sudah menyiapkan dirinya?", dan "Apa yang bisa saya lakukan dan berikan untuk membantu suksesnya dua hal tersebut?"

Pertanyaan tersebut tentunya perlu jawaban, dan Insya Allah salah satu jawabannya akan saya peroleh ketika saya bergabung di keluarga besar Forum Indonesia Muda (FIM).
Semoga langkah saya menemukan jawaban ini dimudahkan, dilancarkan, dan berhasil :)

Salam hangat untuk para pembaca tulisan ini.
Dari sang penulis yang masih haus akan ilmu,

Rima Nur Anjani




Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Rabu, 09 Januari 2019

Another Sleepless Night

Oke. Dari judulnya aja mungkin kalian udah bisa nebak postingan ini tentang apa. Yup benar sekali, insomnia. Postingan kali ini aku tulis untuk mengisi 'waktu luang' ku di saat insomnia kembali menghampiri. Ga kaget sebenernya, karena 4 jam yang lalu aku baru aja minum kopi di sebuah coffeeshop di Banjarmasin, namanya Hello Coffee Co dan memesan salah satu signature mereka yaitu "Magic". Ternyata kopi ini emang 'magic' karena bisa bikin aku terjaga sampai detik ini tanpa rasa ngantuk sedikit pun.

Baik, kita lanjut bahas hal yang berhubungan dengan judul. Insomnia. Mungkin temen-temen pernah ngerasain apa itu insomnia, di mana diri kalian terjaga hingga dini hari bahkan ga tidur semalaman tanpa rasa kantuk sedikit pun. Bagi aku pribadi, penyebab insomnia yang kadang melandaku ada dua, yaitu karena sengaja begadang atau karena efek minum kopi. Dan kali ini, penyebabnya adalah poin kedua, efek minum kopi. Aku ga tau, kenapa efek kopi begitu terasa di diri aku, ntah itu memang efek alamiahnya atau mungkin karena sugesti secara tidak langsung yang aku tanam ke diri aku sendiri. I don't know.

Sebenernya insomnia bukanlah hal yang asing bagiku, aku biasa menyebut diriku sendiri sebagai "night thinker" karena entah mengapa otakku selalu bekerja pesat di saat malam hari, kerjanya pun bisa positif bisa juga negatif. Positifnya seperti menemukan ide-ide baru, atau dapat 'ilham' untuk menyelesaikan suatu hal yang sulit atau belum selesai aku kerjakan di siang hari. Sedangkan negatifnya adalah, terkadang sosok "night thinker" bisa berubah menjadi sosok yang overthinking terhadap segala hal. Dari hal yang kecil hingga besar. Hampir semuanya dipikirin. Dari yang penting sampai yang sepele sedikitpun. Padahal, alangkah baiknya otak kita bekerja untuk memikirkan sesuatu yang penting dan bermanfaat. Bukan sebaliknya.

Namun, karena kondisi itulah yang akhirnya memaksaku berbuat sesuatu, kira-kira apa aja yang bisa aku lakukan untuk menjauhkan overthinking ku tersebut. Dan salah satu jawabannya adalah dengan membaca atau menulis. Daripada ngabisin waktu berdiam diri dengan pikiran yang ga jelas ujungnya. Mending nulis atau membaca. Seperti yang aku lakuin sekarang, nulis apapun yang ada dipikiran aku. Berbagi cerita atau hanya sekedar agar membuat mata kembali mengantuk. Pokoknya tulis atau baca. Pilih salah satu. Usahakan tulisan dan bacaannya adalah topik yang bermanfaat. Yaa walaupun kali ini tulisanku 'agak kurang bermanfaat' tapi gapapa lah ya sekali-kali. Hehe

Ngomong-ngomong tentang menulis, aku sebenarnya bukan orang yang suka menulis kisah atau artikel. Aku lebih suka menulis puisi atau sajak. Yang terkadang aku posting di sosial media atau sekedar di simpan sebagai koleksi pribadi.
Dan kali ini, ntah kenapa aku tertarik untuk menuliskan ceritaku yang menurutku kurang penting di blog yang sudah berdebu ini. Maafin ya para pembaca. Tapi percayalah, tulisan ini adalah bukti usahaku untuk membuat mataku mengantuk. Jujur, saat ini aku ingin sekali tidur dan istirahat :")

Pada akhirnya, ikhtiar sudah dilakukan. Hingga tulisan ini berakhir, mata ini ternyata masih setia untuk tetap menatap dunia.
Dan rasa kantuk, sepertinya sedang enggan untuk menghampiriku malam ini. Tak apalah, silakan kamu jalan-jalan dulu, silakan nanti kembali. Tapi tolong jangan datang di pagi hari :") karena aku tak ingin tidur di saat sinar mentari mulai menyinari bumi.

Cielahhhhhh bahasanya.
Maafkan, doakan aku bisa kembali terlelap ya, walau sebentar asal jiwa ragaku bisa istirahat :")

Sekian.

Selasa, 03 April 2018

Fenomena Pelakor ditinjau dari Perspektif Psikologi



Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu lainnya. Manifestasi dari sifat manusia sebagai makhluk sosial menjadikan manusia senantiasa membutuhkan orang lain, saling bersosialisasi, bertukar berbagai macam hal, hingga meneruskan keturunan. Hal ini merupakan wujud dari dorongan kebutuhan dasar manusia untuk dicintai dan dimiliki. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan manusia untuk dicintai dan dimiliki terwujud dalam beberapa hal, seperti dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, dan kebutuhan untuk melekat pada sebuah keluarga, lingkungan bertetangga atau berbangsa. Selain itu, Maslow lebih lanjut menjelaskan bahwa kebutuhan ini juga mencakup sejumlah aspek hubungan seksual dan hubungan interpersonal, seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
Istilah pelakor atau perebut laki orang masih menggema di kalangan pasangan suami istri. Tentu saja hal ini memicu retaknya rumah tangga seseorang dan menjadi perhatian masyarakat. Kasus yang sedang booming akhir-akhir ini adalah kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh artis Indonesia, Jeniffer Dunn dengan seorang pengusaha bernama Faisal Harris. Kasus tersebut tersebar luas setelah, Shafa Harris yang merupakan anak dari Faisal Harris dari istri pertamanya melabrak Jeniffer Dunn atau selingkuhan ayahnya tersebut disebuah mall yang kemudian videonya viral di dunia maya. Atau kasus lokal yang terjadi di Kota Banjarmasin sendiri, yaitu perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang suami dengan sahabat istrinya sendiri, yang kemudian video yang merekam kejadian ‘pelabrakan’ tersebut tak kalah viralnya. Lalu, bagaimana sebenarnya ilmu Psikologi memandang fenomena pelakor seperti ini?
Definisi perselingkuhan sendiri menurut Blow dan Hartnett (dalam McAnulty & Brineman, 2007), adalah kegiatan seksual dan atau emosional yang dilakukan oleh salah satu atau kedua individu yang terikat dalam hubungan berkomitmen dan dianggap melanggar kepercayaan dan/atau norma-norma (yang terlihat maupun tidak terlihat) yang berhubungan dengan eksklusivitas emosional atau seksual. Ternyata, menurut Shackelford, LeBlanc, & Drass, perselingkuhan memiliki dua tipe, yaitu perselingkuhan emosional dan perselingkuhan seksual. Perselingkuhan seksual adalah kegiatan seksual yang dilakukan dengan orang lain selain pasangan, sedangkan perselingkuhan emosional adalah memberikan cinta, waktu, dan perhatian kepada orang lain selain pasangan.
Menurut beberapa kasus, perselingkuhan yang lebih sering dilakukan pada zaman sekarang adalah tipe perselingkuhan emosial. Hubungan dengan pasangan selingkuh biasanya diawali dari bentuk perhatian secara moril, materiil kemudian berkembang hingga melakukan hubungan seksual, bahkan ada yang sampai mengakibatkan kehamilan. Ada tiga bentuk perselingkuhan, pertama adalah the exit affair, yaitu perselingkuhan merupakan cara bagi  untuk dapat lepas dari pasangannya. Kedua adalah the boat rocking affair, yaitu perselingkuhan terjadi karena ketidakpuasan dari hubungan yang dimiliki dengan pasangan. Dan yang ketiga adalah perselingkuhan karena dendam, yaitu perselingkuhan terjadi karena seseorang merasa terhina oleh perlakuan pasangan yang lebih memperhatikan istri pertama.
            Kebanyakan dari para pelakor adalah kalangan wanita dewasa awal atau muda, dimana dewasa muda merupakan tahap awal kedewasaan dalam kehidupan seseorang. Menurut Papalia (2007), rentang usia dewasa muda berawal dari usia 20 sampai dengan usia 40. Perselingkuhan yang terus dilakukan memperlihatkan bahwa para pelakor tidak secara penuh mengalami perkembangan yang mengarah pada kedewasaan. Mereka menemukan pasangan hidup. Mereka hanya mengalami kedewasaan secara fisik tanpa berkembang penuh secara psikologis.
Agustine (2006) mengemukakan masa dewasa muda merupakan masa membina kedekatan dan hubungan yang lebih dalam dengan lawan jenis. Havigurst (2003) juga mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda diantaranya mencari dan menemukan calon pasangan hidup, membina kehidupan berumah tangga, meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pada rentang usia dewasa muda, seseorang sedang menjalani level keenam dari perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Papalia, 2007). Level keenam dari tugas perkembangan tersebut, intimacy versus isolation, menjadi isu utama dalam tahapan usia dewasa muda. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan intimacy pada tahap dewasa muda adalah mencari pasangan hidup melalui hubungan romantis, yaitu berpacaran.
            Selanjutnya kita akan membahas apa sebenarnya motivasi para pelakor ini yang tentunya berdasarkan perspektif psikologi. Jadi, menurut penelitian yang dilakukan oleh Intaglia Harsanti, S.Psi., M.Si yang berjudul Motivasi Seorang Wanita Untuk Melakukan Perselingkuhan, wanita yang berselingkuh kebanyakan adalah para janda atau wanita yang sudah pernah merasakan pernikahan sebelumnya. Kesimpulannya adalah penyebab perselingkuhan yang dilakukan para pelakor tersebut berasal dari ketidakpuasan secara seksual, kekurangan secara ekonomi, tidak adanya kontrol sosial baik dari lingkungan orang dekat maupun masyarakat, ketakutan dari ketidakpastian masa depan hubungan bersama pasangan dan adanya masalah kepribadian karena selalu memiliki ketidakpuasan dalam hubungan dengan pasangan.
            Berbagai penjabaran dari alasan - alasan subjek melakukan perselingkuhan memperlihatkan adanya tindakan para pelaku perselingkuhan untuk memenuhi kebutuhannya, baik itu secara fisik maupun psikis. Harley dan Chalmers (2001) mengemukakan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi memiliki dampak yang amat besar sebagai pendorong perilaku individu. Hal ini seperti yang dikemukakan Abraham Maslow tentang Hirarki Kebutuhan yang berisi lima tingkatan kebutuhan pokok manusia yang kemudian menjadi dasar dari pembelajaran motivasi manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok tersebut adalah kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb), kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (jaminan keamanan, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb), kebutuhan akan kasih sayang dan dicintai (kebutuhan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama, dsb), kebutuhan akan penghargaan (kebutuhan berprestasi, kemampuan, kedudukan, status, dsb), dan yang terakhir kebutuhan akan aktualisasi diri (mempertinggi dan mengembangkan potensi diri, kreatifitas dan ekspresi diri).
Pada pernikahan sebelumnya bisa jadi para pelakor ini merasa kekurangan dari segi kebutuhan untuk dicintai atau kedekatan fisik (kebutuhan sosial atau kasih sayang). Kebutuhan sosial sendiri berasal dari keinginan untuk berada bersama pasangan yang dicintai dan mencintai. Selain itu, kekurangan dari segi kebutuhan dasar yang sifatnya primer atau kebutuhan fisiologis yang berasal dari perasaan kurang terpenuhinya keinginan mereka secara seksual dan ekonomi oleh pasangan sebelumnya. Perselingkuhan yang dilakukan membuat mereka merasa dapat memperoleh pemuasan dari segi kebutuhan tersebut. Adanya perasaan ketidakpastian mereka akan masa depan hubungan dengan pasangan sebelumnya juga merupakan tanda tidak terpenuhinya kebutuhan dari segi kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Perselingkuhan yang dilakukan membuat mereka merasa memperoleh pemuasan dari berbagai segi kebutuhan yang sebelumnya mereka rasakan kurang dapat dipenuhi oleh pasangan (suami) sebelumnya atau dari dirinya sendiri.
            Selain itu, Then (2002) mengemukakan motivasi utama para wanita berselingkuh adalah dorongan dan rasa percaya diri yang telah terkikis setelah sekian lama menjalani perkawinan. Tak hanya itu, sejumlah wanita yang berselingkuh  mengatakan tentang alasan perselingkuhan mereka, seperti meningkatnya rasa percaya diri ketika merasa diperhatikan pria lain, adanya keinginan akan pengalaman seksual yang lebih luas yang tidak dibatasi oleh hanya satu pasangan saja, suatu keinginan mencari kedekatan emosional yang mereka harapkan dapat mereka peroleh dari orang lain, mengusir rasa kesepian yang mereka alami, keinginan mendapatkan kasih sayang, serta kegairahan yang ditimbulkan dari suatu hubungan perselingkuhan yang membuat mereka merasa diri menjadi lebih muda, dimana hal ini juga merupakan upaya menyangkal proses penuaan yang mereka alami. Selain itu, menurut Satiadarma (2001) faktor psikofisik seperti keterpikatan fisik & kebutuhan biologis, faktor sosial seperti masalah kultural, perbedaan kelas sosial, perbedaan agama, perbedaan kebiasaan, desakan ekonomi, dan pengaruh teman, serta faktor psikologis seperti masalalah kepribadian, kebutuhan, tekanan, reduksi tegangan, dinamika psikologis, dan aspek moral, dapat menjadi faktor penyebab yang memotivasi perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang individu.
            Perkembangan zaman dan gaya hidup yang semakin hari membuat manusia menginginkan hal yang berbau ‘praktis’. Tuntutan kehidupan yang memaksa manusia menghalalkan segala cara agar semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, termasuk dengan melakukan perselingkuhan dengan laki-laki atau wanita yang sudah berkeluarga. Tak memikirkan lagi bagaimana nasib anggota keluarganya, yang tentu saja akan menerima dampak dari perselingkuhan tersebut. Nilai religiusitas dan peran lingkungan sangat berada di posisi penting, karena dengan kedua hal tersebutlah kita mampu mengalahkan keegoisan dalam diri kita dan menghindari kita dari perilaku tidak terpuji. Semoga saya sebagai penulis, dan Anda sebagai pembaca bisa menjadi sosok manusia yang lebih bijak lagi dalam menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan yang semakin keras ini.

Selasa, 14 November 2017

Menjadi Wanita Paling Bahagia

Lihatlah teks-teks syariat dalam al Qur'an dan sunnah Nabi. Sesungguhnya Allah telah memuji seorang wanita salehah dan menyanjung seorang wanita mukminah. Allah berfirman:
"Allah telah menciptakan satu contoh bagi orang-orang yang beriman, yaitu perempuan (istri) Firaun ketika ia berdo'a "Wahai Tuhanku, bangunkanlah buatku sebuah rumah yang dekat denganMu di surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari orang-orang yang berbuat kezaliman." (QS. At-Tahrim : 11)

Jadi, renungkanlah mengapa Allah menjadikan wanita (Asiyah r.a) ini sebagai contoh atau panutan bagi orang-orang mukmin atau mukminah? Kenapa Allah menjadikannya sebagai model dan fenomena yang jelas bagi mereka yang ingin mendapatkan hidayah dan melaksanakan sunnah Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan? Betapa cerdas dan terbimbingnya wanita ini: ia memohon untuk selalu dekat dengan Rabb-Nya yang mulia, mendahulukan kedekatan dengan Allah ketimbang sebuah istana, dan tidak mau menaati seorang pendosa dan kafir, Firaun, serta menolak untuk hidup di istananya dengan segala sebuah rumah yang lebih abadi, lebih indah, di samping tuhan alam semesta, di surga dengan sungai-sunganya, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. Ia adalah seorang wanita agung, yang dengan kemauan hati dan keyakinannya mampu menghantarkan dirinya untuk meninggalkan suaminya yang ingkar terhadap kebenaran dan iman.

Maka, ia disiksa karena keimanannya kepada Allah, dan hidupnya berakhir dengan kepulangannya ke haribaanNya. Akan tetapi Allah menjadikannya sebagai contoh dan panutan bagi setiap orang mukmin dan mukminah hingga datangnya menorehkan namanya serta menyanjung amal perbuatannya. Sedangkan suaminya, Allah mencela perbuatannya yang menyimpang dari jalan Allah di muka bumi.

Jadikanlah Asiyah, istri Firaun, sebagai panutan hidupmu, juga Maryam a.s, Khadijah, Aisyah, Asma binti Abu Bakar, dan Fatimah r.a. Mereka dan wanita lain yang seperti mereka, adalah orang-orang terpilih yang baik, mukmina yang taat, berpuasa dan menunaikan shalat, Allah telah ridha atas mereka dan semoga tetap risha. Maka, ikutilah jalan itu, cermatilah kisah hidup mereka, niscaya engkau akan menemukan kebaikan, kesejukan dan ketenangan.

Jadilah engkai seperti kupu-kupu, ringan perawakan, indah dipandang, sedikit bergantung pada yang lain, terbang dari satu bunga ke bunga yang lain, dari satu tangkai ke tangkai yang lain dari satu taman ke taman yang lain. Atau jadilah engkau seperti seekor lebah yang selalu memakan sesuatu yang baik dan mengeluarkan yang baik pula. Jika ia hinggap di atas tangkai, tidak mematahkannya, menyentuh nektar tapi tidak merusaknya, mengeluarkan madu dan tidak menyengat, terbang dengan rasa cinta dan hinggap dengan tali kasih. Ia memiliki dengungan sukacita dan bisikan kerelaan. Seakan-akan ia duta kerajaan langit yang turun atau duta dari alam keabadian yang menghampiri.

Wahai suadariku, jadilah engkau seperti wanita tua yang datang kepada Hajjaj ibn Yusuf, yang telah bersumpah akan membunuh anaknya dipenjara. Ia berkata dengan penuh keyakinan, keberanian dan kekuatan hati "Wahai engkau tidak membunuhnya, suatu saat anaknya juga pasti mati."

Jadilah engkau seperti seorang wanita Persia yang sangat tawakal kepada Allah ketika kehilangan kandang ayamnya, Ia memandang ke langit dan berdoa: "Wahai Allah, jagalah kandang ayamku, karena sesungguhnya Engkau sebaik-baik Penjaga"

Jadilah engkau seperti Asma binti Abu Bakar, yang melihat anaknya, Abdullah ibn Zubair, terbunuh dan tersalib. Ia mengatakan yang kemudian masyhur: "Sekarang saatnya, si penunggang kuda harus turun untuk berjalan kaki."

Jadilah engkau seperti Khansa yang menyerahkan empat putranya dalam sebuah peperangan di jalan Allah. Ketika mereka terbunuh, ia berkata : "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan dengan kematian mereka (anak-anak) yang syahid di jalanNya"

Tengoklah para wanita tersebut dan sejarah hidupnya yang mulia.

Kamis, 09 November 2017

Hijrah (lagi)




Bismillah...
Kembali lagi dengan kisah hidupku, yang menurutku cukup perlu untuk ditulis agar bisa menjadi pelajaran bagi aku sendiri yang menuliskannya dan orang-orang yang membaca tulisan ini.

Pertama, aku mau nanya kepada kalian pada pembaca.. Pernah ga kalian berada dititik terendah dalam hidup kalian? Pernah ga kalian ngerasa bahwa dunia ini seakan terlalu jahat dengan kalian? dan pernahkah kalian merasa bahwa Allah sudah tidak menyayangi kita lagi?
Aku rasa jawabannya, Iya, pernah.

Ya, tiap orang pasti pernah mendapatkan cobaan yang berat, seakan seluruh keburukan dan nasib sial yang ada di galaksi ini tertuju padanya.
Begitu juga denganku..

Beberapa tahun silam aku pernah menuliskan di blog ini tentang kisah hijrahku ketika aku masih berstatus seorang pelajar. Namun, siapa sangka ternyata hijrahku tsb tidak mengalami kemajuan dan bahkan aku kembali ke dalam lingkaran kemaksiatan. Itulah iman, kadang naik, tapi juga bisa turun. Tinggal bagaimana cara kita memilih untuk bertahan dalam proses hijrah yang tidak mudah ini, atau ikut larut dalam bisikan setan.

Awal kuliah kemarin, aku merasa godaan tersebut amatlah besar, hingga membuatku terlena dengan kenikmatan dunia yang fana. Menghabiskan waktu untuk melakukan sebuah dosa. Menghabiskan hari bersama orang-orang yang tak mengajak ke Surga, atau bahkan yang mengingatkan untuk sholat pun tak ada. Astagfirullah.. Aku terlupa dengan niatku untuk hijrah, dan pada akhirnya. Aku kembali menjadi hamba yang mendzolimi diri sendiri serta orang lain.

Dan sekarang, Allah kembali tunjukkan kasih sayangNya yang begitu besar pada seluruh hambaNya, tak peduli seberat apa dosa yang sudah pernah dilakukan hambaNya tersebut.. Ia kembalikan aku ke dalam jalanNya, tentunya dengan teguran yang amat keras. Ia remukkan kembali hatiku yang sempat tertuju pada dunia, Ia jatuhkan kembali aku ke titik terendah dalam hidup. Hanya untuk mendengar kembali rintihan tangisku di sepertiga malam, memohon ampun dan petunjuk. Oh Allah... terimakasih untuk teguran ini. Bukti sayangMu padaku yang tak terhitung besarnya. Kau jaga aku selalu, dan tak kau biarkan aku berlama-lama dalam jalan sesat ini.

Ketika kita merasa sedih atas sebuah perpisahan di dunia, percayalah itu adalah jalan pertemuan kita dengan Rabb kita.
Allah ingin kita kembali ingat padaNya.. Tak peduli seberapa sakit cobaan dan teguran yang Ia berikan. Ia selalu yakinkan hambaNya bahwa inilah yang terbaik, karena "Aku sayang padamu wahai hamba-hambaKu"

Bagi teman-teman yang mungkin sedang merasakan hal yang sama. Berhentilah bersedih hati.. ini adalah langkah awal kita di jalan ketaqwaan. Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa mengajakmu kembali mengingatNya. Mengingatkan sholat, menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Carilah ia. Ia adalah penguat hijrahmu. Selain itu, kembalilah isi hari-harimu dengan hal bermanfaat, baik untuk diri sendiri dan juga orang lain. Perbanyak membaca buku motivasi dan tentunya bacalah Kalam-KalamNya. Hidupkan kembali sholat sunnah yang pernah mati. Bangunlah dalam keheningan malam. Resapi bagaimana bukti sayangnya Allah pada kita.

Dan yang terpenting.. bertaubatlah.. karena itulah yang sebenarnya Allah inginkan dari kita.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan rahmatNya..
La' tahzan sahabatku..


Selasa, 07 November 2017

#ReviewnyaRima : Ruang Tamu Coffee

Hai...
Kawan-kawan semua, lama banget ya aku ga nulis di blog ini. Maafkan untuk semua para pengunjung blog ini karena postingannya ga nambah-nambah dari bulan Juli kemarin. Nah, mulai sekarang aku berusaha untuk mengisi blog ini dengan beberapa review ku tentang bebarapa tempat yang pernah aku kunjungi. Khususnya, coffee shop di daerah Banjarmasin dan Banjarbaru.

Dan, untuk review pertama ini, aku mau bahas tentang "Ruang Tamu Coffee". Coffee shop ini berdiri dari awal tahun 2017 kemarin. Lokasinya berada di Jalan Kayu Manis Banjarbaru, tempatnya juga jauh dari keramaian. Konsep ruangannya simpel dan hangat, didominasi dengan warna putih, ditambah dengan aplikasi furnitur dengan gaya 'wooden' klasik. Dari segi minumannya, cukup bervariasi. Mulai dari kopi hingga milkshake. Harganya mulai dari 15k - 30k dan makananya mulai dari 15-25k.

Aku pribadi punya beberapa pandangan tentang sebuah coffee shop, menurutku kopi dan barista itu adalah satu kesatuan yang ga bisa dipisahin, kopi enak tapi baristanya ga humble, pasti bakalan dirasa kurang enak. Kebalikannya, kalau kopinya biasa-biasa aja, tapi baristanya super humble dan asik, malah bikin nilai plus tersendiri buat kopi yang diminum. Nah, kalau di Ruang Tamu Coffee ini, aku akuin semua baristanya asik dan super humble. Baru pertama kali dateng aja udah berasa akrab banget. Pokoknya seru deh kalo nongki disini. Tempatnya enak buat untuk menghabiskan waktu untuk menyendiri atau untuk ngerjakan tugas, karena suasananya yang cozy dan tenang. Bikin hati dan perasaan juga ikut tenang dan damai..

Tempat : ⭐⭐⭐⭐☆
Barista : ⭐⭐⭐⭐⭐
Kopi : ⭐⭐⭐⭐☆











Surat #7

Teruntuk Kamu yang Telah Ia Datangkan, Hai, salam kenal. Semoga do'a-do'a kita di-amin-kan segera oleh penduduk langit. Sampai berju...