Sabtu, 11 April 2015

Allah is My Only Hope

Bismillah..

Disaat cobaan datang bertubi-tubi, kita merasa seakan-akan kitalah manusia yang paling terpuruk didunia ini, menyalahkan semua orang, bahkan Sang Maha Pencipta pun menjadi sasaran. Tak habis kata jika kita membahas tentang cobaan dan ujian, tapi sadarkah kita bahwa sebenarnya ada hikmah dari semua itu? Kita memang mengaku sebagai seorang muslim, mengakui memiliki  agama yang bernama Islam, kita mengakui memiliki tuhan yaitu ALLAH, tapi saat ujian datang kita lupa dengan semua itu, bertingkah seperti orang yang tidak punya harapan, bertumpu hanya pada manusia seakan-akan tidak memiliki tempat bersandar dan mengadu. Kita lupa bahwa sebenarnya ada yang menunggu aduan kita, ada yang rindu dengan curahan hati kita, Ialah ALLAH, Sang Maha Pengasih, Sang Maha Penyayang. 

Lalu, disaat Dia merindukan kita, apakah kita juga merindukanNya? Allah memberikan ujian dan cobaan bertubi-tubi kepada kita karena Dia menyayangi kita, ALLAH tau kita mampu menghadapi semuanya, Allah ingin meninggikan derajat kita dihadapanNya, dan Allah ingin kita kembali bersandar diri denganNya..
Allah cemburu saat kita mengharapkan segalanya hanya pada manusia tpi kepadaNya kita lupa, padahal Ia lah pemilik segala yang ada dibumi dan yang ada dilangit. 
Jika Allah bisa mengubah siang menjadi malam, maka yakin dan percayalah... Allah juga bisa merubah lelah menjadi berkah.
Kembalilah wahai saudariku, sudah saatnya kita kembali bermanja denganNya, saat cobaan datang menghampiri, sadari Allah bahwa itu adalah tanda kerinduan Allah dengan kita. Kembali dekatkan diri padaNya.. Cukuplah Allah menjadi penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung..



Dikutip oleh seorang hamba Allah yang sedang berhijrah dan masih miskin ilmu agama.

Jumat, 10 April 2015

Dari Kita Untuk Nusantara

Ini adalah artikel yang aku buat diakhir tahun 2013 kemarin saat mengikuti lomba di Fakultas Ekonomi UNLAM dan alhamdulillah atas izin Allah artikel ini masuk 10 besar artikel terbaik se Kalimantan, buat kalian yg mau copy silakan, semoga artikel ini bermanfaat ya :)


>>>
         Siapa yang tidak mengenal Indonesia. Negeri yang dijuluki sebagai jamrud khatulistiwa karena alamnya yang subur dan pemandangannya yang begitu indah. Negeri ini terdiri dari 17.504 pulau menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Di samping itu, negeri yang begitu luas ini mempunyai keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang sangat kaya. Setiap daerah di negeri ini, mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satu contohnya adalah kerajinan kain tradisional yang mempunyai corak warna dan motif  yang beragam sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di daerahnya masing-masing, seperti kain Sasirangan yang menjadi ciri khas Kalimantan Selatan.  
            Potensi bisnis dari kerajinan kain Sasirangan kini memiliki peluang mendatangkan keuntungan yang besar. Produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara lainnya yang ada di benua Asia. Dalam segi kualitas dan keindahan kerajinan kain tradisional Indonesia tidak kalah bila bersaing dengan produk luar. Pemerintah dan pengusaha-pengusaha lokal juga berlomba-lomba dalam memasarkan produk tersebut ke luar negeri dengan tujuan agar produk-produk asli Indonesia terkenal di seluruh dunia. Sebagai warga Indonesia yang baik, produk-produk lokal seperti inilah yang mesti kita banggakan dan kita lestarikan. Namun sayang, di negara asalnya sendiri kain-kain tersebut kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri secara luas sehingga bila mengharapkan adanya keinginan masyarakat untuk melestarikannya hanya merupakan angan-angan yang sulit diwujudkan.
           Dalam era gloabalisasi seperti sekarangan ini, alangkah baiknya jika kita mau untuk lebih mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai kesempatan walaupun perkembangan zaman banyak menuntun kita kepada mode produk luar, sebagai bangsa kita harus tetap memiliki jati diri dan tidak boleh terlena dengan keadaan ini. Kita juga harus bisa melestarikan budaya dan kerajinan dari negara kita tercinta Indonesia yang merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. Kita tidak bisa bermimpi produk tersebut terkenal di mata dunia internasional saja, tetapi di negara asalnya sendiri tidak dihargai. Semestinya pemasaran dan pengenalan produk tersebut harus lebih dikembangkan terlebih dahulu di wilayah kerajinan itu berasal hingga benar-benar mapan sebelum di perkenalkan ke dunia internasional.
            Salah satu kendala yang menghambat kurang populernya produk tersebut di kalangan masyarakat Indonesia adalah permasalahan dalam daya saing industri. Contohnya dapat kita lihat di Kalimantan Selatan, pemerintahnya memang mewajibkan setiap pegawai instansi pemerintah dan sekolah-sekolah  untuk menggunakan kain Sasirangan dengan tujuan untuk melestarikan kerajinan tradisional asli dari daerah Kalimantan Selatan ini, tetapi peraturan tersebut hanya memfokuskan di instansi pemerintah Kalimantan Selatan saja. Bahkan, yang lebih menyedihkan lagi masyarakat biasa yang tinggal di Kalimantan Selatan sendiri cenderung enggan untuk ikut berpartisipasi dalam mengenalkan  dan melestarikan kain Sasirangan. Masyarakat beralasan bahwa mereka tidak mempunyai pakaian yang terbuat dari kain tradisional ini akibat persoalan harga yang mengurangi minat mereka terhadap produk-produk tersebut. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah dalam upaya melestarikan kain sasirangan.  Selain itu, zaman sekarang juga banyak ditemui pedagang-pedagang nakal yang dengan sengaja menaikkan harga kain sasirangan dengan kisaran yang cukup tinggi, padahal jika dilihat dari pembuatannya harga yang dipatok tidak sesuai dengan harga-harga bahan pembuat kain sasirangan. Akibatnya, para konsumennya pun kebanyakan  hanya dari golongan menengah ke atas seperti para penjabat dan pegawai negeri, jarang dijumpai masyarakat dari golongan menengah ke bawah yang memakai pakaian dari kain sasirangan.
            Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini antara lain dengan melakukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus bisa bersikap tegas dalam menangani permasalahan para pedagang atau pengusaha nakal yang dengan sengaja mematok harga yang tidak sesuai dengan kisaran yang wajar untuk kain sasirangan. Di samping itu, semestinya para pengusaha harus bisa menyesuaikan harga kain Sasirangan dengan kisaran standar sehingga masyarakat dari golongan apapun dapat menikmati dan menggunakan produk dari daerah asalnya ini. Pemerintah juga harus mengadakan sosialisasi yang lebih gencar kepada masyarakatnya tentang pentingnya pelestarian kain Sasirangan yang merupakan ikon Kota Banjarmasin. Meskipun demikian, pelestarian kain Sasirangan kita tidak hanya dilakukan dengan membeli kain Sasirangan yang sudah jadi atau berbagai produk yang menggunakan kain sasirangan sebagai bahan dasarnya. Kain sasirangan juga dapat dilestarikan dengan cara memproduksi kain sasirangan sendiri, walaupun mungkin penggunaannya hanya kita nikmati sendiri. Setidaknya itu dapat meningkatkan daya tarik dan rasa cinta kita terhadap produk lokal. Masyarakat umum memang terkendala dalam hal harga, tetapi sebenarnya jika dilihat dari keterampilan dalam memproduksi kain Sasirangan, masyarakat Banjarmasin mempunyai kemampuan yang sangat baik. Contohnya dapat kita lihat di SMP Negeri 2 Banjarmasin yang mengajarkan dan mewajibkan siswanya setiap tahun untuk memproduksi kain sasirangan sendiri. Yang kemudian dibuat menjadi sebuah tas atau kontak pensil yang diwajibkan dipakai pada hari yang ditentukan. Hal seperti ini menjadi bekal dan keterampilan yang sangat berharga bagi para siswanya yang merupakan generasi penerus di masa yang akan datang sehingga tidak sulit bagi mereka yang memang sudah pernah mendapatkan pelajaran tersebut di sekolah untuk memproduksi kain sasirangan sendiri. 
            Upaya lain yang bisa dilakukan untuk membuktikan partisipasi terhadap pelestarian dan rasa cinta terhadap produk dalam negeri adalah melalui para penjabat yang bekerja di pusat pemerintahan. Pada umumnya mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Alangkah bagusnya jika mereka mau menggunakan produk-produk dari daerah asalnya satu hari dalam seminggu, atau pada saat acara-acara kenegaraan para penjabat serempak menggunakan pakaian dari daerahnya masing-masing. Hal ini akan membuat masyakat internasional tahu bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai dan bangga terhadap produk dalam negerinya. Masyakarat dari berbagai daerah di Indonesia pun menjadi kenal dengan produk-produk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jika semua produk-produk asal negeri kita terkenal di negaranya sendiri dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakatnya, maka mewujudkan dan menciptakan masyarakat yang mempunyai rasa cinta terhadap produk dalam negeri akan lebih mudah, karena mereka tahu bahwa produk dari negaranya sendiri tak kalah bagusnya dari produk-produk luar negeri.  
            Dengan demikian, untuk menciptakan masyarakat yang memiliki rasa cinta produk Indonesia, kita perlu memperbaiki kondisi masyarakatnya sendiri, mulai dari  masyarakat biasa, para pedagang, pengerajin, serta para penjabat pemerintahan. Dengan demikian, kita semua tidak lagi enggan melestarikan dan mengenalkan produk-produk asli Indonesia. Jika hal tersebut sudah terlaksana dengan baik dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan itu, tidak sulit bagi kita dalam mengenalkan berbagai produk-produk asli Indonesia ke mata dunia, karena dalam masyarakat kita sendiri sudah tertanam rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama memperbaiki, mengembangkan, serta melestarikan produk asli Indonesia mulai dari diri kita sendiri lalu ke masyarakat luas, saling mengenalkan berbagai hasil kerajinan dari daerah masing-masing, sehingga seluruh masyarakat dari berbagai suku dan daerah bisa ikut serta melestarikan berbagai produk asal Indonesia.

Surat #7

Teruntuk Kamu yang Telah Ia Datangkan, Hai, salam kenal. Semoga do'a-do'a kita di-amin-kan segera oleh penduduk langit. Sampai berju...