Ini adalah artikel yang aku buat diakhir tahun 2013 kemarin saat mengikuti lomba di Fakultas Ekonomi UNLAM dan alhamdulillah atas izin Allah artikel ini masuk 10 besar artikel terbaik se Kalimantan, buat kalian yg mau copy silakan, semoga artikel ini bermanfaat ya :)
>>>
Siapa yang tidak mengenal Indonesia.
Negeri yang dijuluki sebagai jamrud khatulistiwa karena alamnya yang subur dan
pemandangannya yang begitu indah. Negeri ini terdiri dari 17.504 pulau menurut
data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Di samping itu, negeri yang
begitu luas ini mempunyai keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang
sangat kaya. Setiap daerah di negeri ini, mempunyai ciri khas masing-masing.
Salah satu contohnya adalah kerajinan kain tradisional yang mempunyai corak
warna dan motif yang beragam sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di
daerahnya masing-masing, seperti kain Sasirangan yang menjadi ciri khas
Kalimantan Selatan.
Potensi bisnis dari kerajinan kain Sasirangan kini memiliki peluang
mendatangkan keuntungan yang besar. Produk sasirangan telah berhasil menembus
pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara
lainnya yang ada di benua Asia. Dalam segi kualitas dan keindahan kerajinan
kain tradisional Indonesia tidak kalah bila bersaing dengan produk luar.
Pemerintah dan pengusaha-pengusaha lokal juga berlomba-lomba dalam memasarkan
produk tersebut ke luar negeri dengan tujuan agar produk-produk asli Indonesia
terkenal di seluruh dunia. Sebagai warga Indonesia yang baik, produk-produk
lokal seperti inilah yang mesti kita banggakan dan kita lestarikan. Namun
sayang, di negara asalnya sendiri kain-kain tersebut kurang dikenal oleh
masyarakatnya sendiri secara luas sehingga bila mengharapkan adanya keinginan
masyarakat untuk melestarikannya hanya merupakan angan-angan yang sulit
diwujudkan.
Dalam
era gloabalisasi seperti sekarangan ini, alangkah baiknya jika kita mau untuk
lebih mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai kesempatan
walaupun perkembangan zaman banyak menuntun kita kepada mode produk luar,
sebagai bangsa kita harus tetap memiliki jati diri dan tidak boleh terlena
dengan keadaan ini. Kita juga harus bisa melestarikan budaya dan kerajinan dari
negara kita tercinta Indonesia yang merupakan kekayaan budaya yang tidak
ternilai harganya. Kita tidak bisa bermimpi produk tersebut terkenal di mata
dunia internasional saja, tetapi di negara asalnya sendiri tidak
dihargai. Semestinya pemasaran dan pengenalan produk tersebut harus lebih
dikembangkan terlebih dahulu di wilayah kerajinan itu berasal hingga
benar-benar mapan sebelum di perkenalkan ke dunia internasional.
Salah satu kendala yang menghambat kurang populernya produk tersebut di
kalangan masyarakat Indonesia adalah permasalahan dalam daya saing
industri. Contohnya dapat kita lihat di Kalimantan Selatan, pemerintahnya
memang mewajibkan setiap pegawai instansi pemerintah dan sekolah-sekolah
untuk menggunakan kain Sasirangan dengan tujuan untuk melestarikan
kerajinan tradisional asli dari daerah Kalimantan Selatan ini, tetapi peraturan
tersebut hanya memfokuskan di instansi pemerintah Kalimantan Selatan saja.
Bahkan, yang lebih menyedihkan lagi masyarakat biasa yang tinggal di Kalimantan
Selatan sendiri cenderung enggan untuk ikut berpartisipasi dalam
mengenalkan dan melestarikan kain Sasirangan. Masyarakat beralasan bahwa
mereka tidak mempunyai pakaian yang terbuat dari kain tradisional ini akibat
persoalan harga yang mengurangi minat mereka terhadap produk-produk tersebut.
Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah
daerah dalam upaya melestarikan kain sasirangan. Selain itu, zaman
sekarang juga banyak ditemui pedagang-pedagang nakal yang dengan sengaja
menaikkan harga kain sasirangan dengan kisaran yang cukup tinggi, padahal jika
dilihat dari pembuatannya harga yang dipatok tidak sesuai dengan harga-harga
bahan pembuat kain sasirangan. Akibatnya, para konsumennya pun kebanyakan
hanya dari golongan menengah ke atas seperti para penjabat dan pegawai
negeri, jarang dijumpai masyarakat dari golongan menengah ke bawah yang memakai
pakaian dari kain sasirangan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini antara lain dengan
melakukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus bisa
bersikap tegas dalam menangani permasalahan para pedagang atau pengusaha nakal
yang dengan sengaja mematok harga yang tidak sesuai dengan kisaran yang wajar
untuk kain sasirangan. Di samping itu, semestinya para pengusaha harus bisa
menyesuaikan harga kain Sasirangan dengan kisaran standar sehingga masyarakat
dari golongan apapun dapat menikmati dan menggunakan produk dari daerah asalnya
ini. Pemerintah juga harus mengadakan sosialisasi yang lebih gencar kepada
masyarakatnya tentang pentingnya pelestarian kain Sasirangan yang merupakan
ikon Kota Banjarmasin. Meskipun demikian, pelestarian kain Sasirangan kita
tidak hanya dilakukan dengan membeli kain Sasirangan yang sudah jadi atau
berbagai produk yang menggunakan kain sasirangan sebagai bahan dasarnya. Kain
sasirangan juga dapat dilestarikan dengan cara memproduksi kain sasirangan
sendiri, walaupun mungkin penggunaannya hanya kita nikmati sendiri. Setidaknya
itu dapat meningkatkan daya tarik dan rasa cinta kita terhadap produk lokal.
Masyarakat umum memang terkendala dalam hal harga, tetapi sebenarnya jika
dilihat dari keterampilan dalam memproduksi kain Sasirangan, masyarakat
Banjarmasin mempunyai kemampuan yang sangat baik. Contohnya dapat kita lihat di
SMP Negeri 2 Banjarmasin yang mengajarkan dan mewajibkan siswanya setiap tahun
untuk memproduksi kain sasirangan sendiri. Yang kemudian dibuat menjadi sebuah
tas atau kontak pensil yang diwajibkan dipakai pada hari yang ditentukan. Hal
seperti ini menjadi bekal dan keterampilan yang sangat berharga bagi para
siswanya yang merupakan generasi penerus di masa yang akan datang sehingga
tidak sulit bagi mereka yang memang sudah pernah mendapatkan pelajaran tersebut
di sekolah untuk memproduksi kain sasirangan sendiri.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk membuktikan partisipasi terhadap
pelestarian dan rasa cinta terhadap produk dalam negeri adalah melalui para
penjabat yang bekerja di pusat pemerintahan. Pada umumnya mereka berasal dari
berbagai daerah di Indonesia. Alangkah bagusnya jika mereka mau menggunakan
produk-produk dari daerah asalnya satu hari dalam seminggu, atau pada saat
acara-acara kenegaraan para penjabat serempak menggunakan pakaian dari
daerahnya masing-masing. Hal ini akan membuat masyakat internasional tahu bahwa
masyarakat Indonesia sangat mencintai dan bangga terhadap produk dalam
negerinya. Masyakarat dari berbagai daerah di Indonesia pun menjadi kenal
dengan produk-produk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jika semua
produk-produk asal negeri kita terkenal di negaranya sendiri dan dikenal oleh
seluruh lapisan masyarakatnya, maka mewujudkan dan menciptakan masyarakat yang
mempunyai rasa cinta terhadap produk dalam negeri akan lebih mudah, karena
mereka tahu bahwa produk dari negaranya sendiri tak kalah bagusnya dari
produk-produk luar negeri.
Dengan demikian, untuk menciptakan masyarakat yang memiliki rasa cinta produk
Indonesia, kita perlu memperbaiki kondisi masyarakatnya sendiri, mulai
dari masyarakat biasa, para pedagang, pengerajin, serta para penjabat
pemerintahan. Dengan demikian, kita semua tidak lagi enggan melestarikan dan
mengenalkan produk-produk asli Indonesia. Jika hal tersebut sudah terlaksana
dengan baik dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan itu, tidak
sulit bagi kita dalam mengenalkan berbagai produk-produk asli Indonesia ke mata
dunia, karena dalam masyarakat kita sendiri sudah tertanam rasa kebanggaan dan
kecintaan terhadap produk dalam negeri. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama
memperbaiki, mengembangkan, serta melestarikan produk asli Indonesia mulai dari
diri kita sendiri lalu ke masyarakat luas, saling mengenalkan berbagai hasil
kerajinan dari daerah masing-masing, sehingga seluruh masyarakat dari berbagai
suku dan daerah bisa ikut serta melestarikan berbagai produk asal Indonesia.