Senin, 13 Juli 2015

12 Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam Ghazali

1. Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.
2. Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persahabatanmu itu.

3. Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.

4. Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.

5. Jika ia memproleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.

6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik dari dirimu, maka akan berupaya menutupinya.

7. Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh.

8. Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.

9. Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.

10. Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.

11. Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.

12. Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.

Alfarabi, Komposer Besar Muslim Yang Tidak Cinta Dunia



Selama ini kita hanya tahu kalau jagoan musik itu orang-orang seperti Mozart, Bach, atau komposer-komporser barat lainnya. Padahal jauh sebelumnya, dunia Islam sudah melahirkan seorang musisi jenius: Al Farabi!
   Nama sebenarnya Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Beliau lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam Wilayah Wasij di Turki. Bapaknya merupakan seorang anggota tentara yang miskin tetapi semua itu tidak menghalanginya untuk menimba ilmu di Baghdad. Kenapa di Baghdad, ini karena pada zaman itu semua ilmu memang berkumpul di Syria atau Irak.
      Setelah beberapa waktu lamanya tinggal di Irak, Al Farabi memutuskan hijrah ke Damsyik, sebelum meneruskan perjalanannya ke Halab. Semasa di sana, beliau berkhidmat di istana Saif al-Daulah dengan gaji empat dirham sehari. Hal ini menyebabkan dia hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.
Walaupun Al-Farabi merupakan seorang yang zuhud, tetapi beliau bukan seorang ahli sufi. Beliau merupakan seorang ilmuwan yang cukup terkenal pada zamannya. Dia berkemampuan menguasai pelbagai bahasa.
         Bicara soal keahliannya yang utama apalagi kalo bukan dalam soal musik. Lagu yang dihasilkannya meninggalkan kesan secara langsung kepada pendengarnya. Selain mempunyai kemampuan untuk bermain musik, beliau juga telah mencipta satu kesenian yang kelak jadi identitas orang Arab. Apalagi kalo bukan musik gambus.
        Tapi kemampuan Al-Farabi bukan sekadar itu. Beliau juga memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dalam bidang kedokteran, sains, matematika, dan sejarah. Satu lagi keterampilannya sebagai seorang ilmuwan yang terulung dalam bidang falsafah. Bahkan kehebatannya dalam bidang ini mengatasi ahli falsafah Islam yang lain seperti Al-Kindi dan Ibnu Rusyd.
          Di bidang musik, sumbangan terbesarnya dalam sejarah adalah sebuah buku yang berisi tentang pengajaran dan teori musik Islam: Al-Musiqa. Asal tahu saja, buku ini sampai sekarang masih dianggap jadi buku musik yang terpenting dalam bidang musik di seluruh dunia. Soalnya, Al-Farabi konon yang pertama meletakan dasar-dasar tentang not balok dan segala sesuatu yang berhubungan dengan musik-musik modern zaman sekarang.
         Sebagai seorang ilmuwan yang tulen, Al-Farabi turut memperlihatkan kecenderungannya menghasilkan beberapa kajian dalam bidang kedokteran. Walaupun kajiannya dalam bidang ini tidak menjadikannya masyhur tetapi pandangannya sudah memberikan sumbangan yang cukup bermakna terhadap perkembangan ilmu kedokteran di zamannya.
        Al-Farabi terdidik dengan sifat qanaah (sederhana). Sifat itu menjadikan beliau seorang yang amat sederhana, tidak gila akan harta dan tidak cinta dunia. Beliau lebih menumpukan perhatian untuk mencari ilmu daripada mendapatkan kekayaan duniawi. Sebab itulah Al-Farabi hidup dalam keadaan yang miskin sehingga beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 950M (339H). (sa/ind/berbagaisumber)

sumber : eramuslim.com

Kamis, 04 Juni 2015

Muslimah Hebat Dambaan Umat


Menjadi perempuan adalah anugrah. Menjadi perempuan yang beriman dan berislam, itu jauh lebih indah lagi. Mau tahu kenapa? Karena menjadi perempuan muslimah itu merupakan sebuah berkah yang tidak dialami oleh semua perempuan di dunia. Dan berkah ini akan menjadi lebih sempurna ketika sebagai muslimah, kita menyadari akan keistimewaan ini. Kenapa bisa begitu? Karena ternyata di luar sana, banyak banget mereka yang mengaku dirinya muslimah namun masih bingung dengan jati dirinya sendiri. Mereka akhirnya berusaha mencari jawaban kebingungan itu dengan mengambil jalan lain yang nggak ada benernya sama sekali.
Jalan lain ini seringnya sok menjadi pahlawan kesiangan bagi perempuan sehingga seakan-akan perempuan sendiri merasa diistimewakan. Salah satunya adalah ide feminisme yang (katanya) memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Tapi muslimah cerdas nggak bakal dong terjebak dengan ide yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam ini. Sebab, bukannya menjadi mulia, feminisme justru membawa perempuan kepada keterpurukan yang makin parah dalam semua sendi kehidupan.
Trus, gimana dong supaya kamu, saya, dan kita semua bisa menjadi perempuan mulia dan hebat dunia-akhirat? Pasti dong ada langkah-langkah jitu untuk mencapainya. Ikuti terus yuk bahasannya.

Muslimah itu harus cerdas
Poin ini selalu saya tujukan bagi perempuan siapa pun dia adanya dan di mana pun dia berada. Why? Karena perempuan cerdas itu indah. Ia nggak mudah dibohongi oleh apa pun atau siapa pun, baik oknum itu berupa sosok bernama laki-laki ataupun sosok bernama ideologi. Laki-laki di sini yang dimaksud adalah laki-laki yang nggak beriman dong. Karena kalo yang beriman, otomatis ia pasti memuliakan perempuan. Sedangkan sosok bernama ideologi utamanya kapitalisme dan sosialisme, akan mudah mempecundangi perempuan nggak cerdas dengan banyak cara. Eksploitasi perempuan adalah salah satunya.
Perempuan cerdas nggak akan mudah terpesona dengan bujuk rayu nggak bermutu ini. Ia memahami bahwa kecerdasan perempuan itu bukan hanya aksesori semu di atas panggung semata. Perempuan cerdas itu terwujud dalam karya nyata. Ia berprestasi dalam bidang yang memang benar-benar memaksimalkan peran otak dan akal, bukan sekadar akal-akalan saja. Memang ada? Banyak malah. Tuh lihat aja kontes puteri atau miss apalah itu namanya, menjadikan otak alias brain sebagai pajangan asal pantas. Soalnya tanpa kriteria brain, si panitia takut kalo masyarakat akan menganggap lomba-lomba semacam itu hanya bisa mengandalkan tubuh seksi perempuan semata. Padahal mah kenyataannya iya banget. Naif banget kalo kamu masih percaya kecerdasan turut diperhitungkan dalam kontes semacam ini.
Perempuan cerdas itu langsung terasa efeknya ke masyarakat. Selain mengukir prestasi dalam bentuk kemampuan akademis yang oke, kecerdasan pun bisa juga diraih dalam bentuk lain. Salah satunya adalah kecerdasan dalam menyikapi fakta yang tersaji di depan mata lalu berusaha menicarikan solusi cerdas atas semua masalah yang ada. Misalnya dalam menyikapi harga BBM yang semakin mahal. Perempuan cerdas langsung memahami bahwa itu semua terjadi gara-gara diterapkan sistem Kapitalisme yang jadi kiblat pemerintah saat ini. Negara menjadi macan ompong yang nggak mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya. Negara cuma berperan sebagai pedagang untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dengan dalih pengurangan subsidi.
Sayangnya, sekolah yang ada saat ini sangat tidak mencerdaskan muridnya terutama kaum perempuan. Diperparah dengan liberalisasi pendidikan alias pemerintah sudah nggak mau bertanggung jawab terhadap pendidikan rakyatnya, jadilah sekolah-sekolah itu disulap menjadi barang mewah yang mahal dan tak terjangkau. Klop banget untuk menjadikan perempuan jauh dari kecerdasan.
Tapi sebenarnya yang namanya kecerdasan, bisa ditempuh dan diasah dalam ranah kehidupan yang lain. Sekolah kehidupan internasional adalah solusinya. Apa itu? Yaitu sebuah sekolah yang menjadikan kurikulum universal sebagai materi pelajarannya, dengan standar Islam sebagai patokan. Laboratoriumnya juga canggih karena langsung terjun ke masyarakat tanpa harus nunggu program KKN yang biasa ada di perguruan tinggi. Muslimah jenis ini, sudahlah cerdas otaknya, cerdas pula empatinya. Top banget dah.

Berakhlak mulia juga harus dong!
Non, selain cerdas, perempuan itu kudu berakhlak islami. Percuma aja punya kecerdasan kalo ternyata nggak bermoral dan akhlaknya rusak. Banyak banget tuh kejadian ayam kampus atau ayam abu-abu (sebutan untuk pelacur yang masih kuliah atau SMA) yang berotak brilian namun jangan ditanya soal akhlak. Mereka obral diri hanya demi gepokan rupiah. Tentu bukan seperti ini gambaran perempuan mulia dan hebat itu.
Akhlak bisa ada pada diri perempuan bila ia beriman. Karena sesungguhnya standar akhlak sendiri adalah bagian dari syariat Islam dalam rangka menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan hal ini berkaitan banget dengan akidah yang dianut seseorang. Misal nih, kamu mempunyai akhlak dengan sifat jujur. Bukan semata-mata karena jujur itu baik, tapi seharusnya kamu sadar bahwa jujur itu baik karena Allah bilang jujur itu baik. Dan kalau Allah bilang itu baik maka itu artinya perbuatan itu akan memperolah nilai dan pahala di hadapanNya.
Pada satu momen, ketika Allah bilang jujur nggak baik ya kita harus nurut bahwa jujur itu nggak baik. Ada tiga kondisi dalam Islam yang memperbolehkan seseorang untuk berlaku tidak jujur. Pertama adalah dalam hubungan suami istri untuk membahagiakan pasangan, kedua adalah dalam peperangan, dan ketiga adalah ketika mendamaikan dua orang yang bermusuhan. Jadi, dalam kejujuran pun standar yang kita pake jelas banget yaitu Islam saja. Hal ini berlaku juga untuk bentuk-bentuk akhlak lainnya semisal ramah, baik hati, tidak sombong, suka menabung, patuh pada orang tua dll (hihi, kayak dasadarma pramuka yah).
     
Kecantikan diri patut dijaga
Kecantikan adalah sebuah hal yang secara alami ada pada diri tiap perempuan. Yakinlah, tak ada istilah perempuan berparas buruk. Bila ada yang mempunyai pendapat seperti ini, sungguh pada saat yang sama ia telah menghina Allah Ta’ala yang menciptakan paras tersebut. Cantik atau jelek kan cuma masalah selera. Yang dianggap paras kurang cantik bagi orang Asia, eh….ternyata digandrungi sama orang bule di daratan Eropa sana. Eksotis, katanya…ciee.
Terlepas dari itu semua, kecantikan yang ada pada diri perempuan kudu dijaga sebagai bentuk amanah kita pada Sang Pencipta. Menjaga kecantikan nggak harus ke salon tiap hari. Merawat kecantikan nggak harus juga luluran merata ke seluruh tubuh biar kinclong, mandi berjam-jam karena harus memakai berbagai macam krim untuk tubuh, menikur en pedikur atau apa pun namanya yang jelas-jelas itu semua hanya menghamburkan uang dan waktu.
Jangan sampai karena pedulinya kamu sama kecantikan sehingga membuat sebagian besar waktu dan uangmu habis untuk hal ini saja. Merawat kecantikan yang ideal itu sebetulnya adalah ketika tubuh kita bisa beraktivitas secara maksimal karena sehat. Percuma juga tubuh cantik bagai porselen kalo ternyata malas beraktivitas dengan dalih takut bedak luntur, misalnya. Percuma juga langsing kayak tiang listrik kalo penyakitan karena diet yang ketat.
Intinya, mempertahankan kecantikan diri cukup dengan standar Islam saja yang sangat menyukai kebersihan. Mandi minimal dua kali sehari, sikat gigi teratur, jaga kebersihan rambut dan anggota tubuh yang lain juga.
Last but not least, kecantikan itu bagaimana pun bentuknya, standarnya kudu Islam saja. Percuma juga cantik kalo ternyata nggak menutup aurat. Percuma juga kulit mulus kalo ternyata nggak pernah sholat. Ih….naudzhubillah. Karena ternyata kecantikan hakiki itu adalah gabungan dari kecerdasan otak dan akhlak yang nantinya memancar pada sikap dan perilaku seseorang sebagai bukti ketaatan pada hukum syara’ yang telah ditetapkan aturannya oleh Allah Swt.

Adakah sosok idaman itu?
Hmm…pertanyaan yang nggak mudah untuk dijawab. Kalo saya mau angkat tangan, kesannya kok narsis banget (hehehe..). Biar adil, saya akan menunjuk seseorang lain yang memenuhi kriteria di atas itu. Seorang perempuan, yang pasti muslimah dong, cerdas, berakhlak bagus dan cantik. Ia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, jurusannya pun terkenal sangat sulit ditembus oleh orang yang berotak pas-pasan.
Sampai di sini, jelas banget kalo muslimah ini punya otak dan kecerdasan di atas rata-rata. Tidak itu saja, pemahaman keislamannya pun top banget. Kalo saya mengatakan paham, itu beda dengan ‘tahu’. Artinya, ia mengamalkan Islam dengan maksimal. Ia ramah dan supel, baik hati, tidak sombong, suka menabung dan patuh pada orang tua. Hapalan al-Qurannya top, kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggrisnya juga oke.
Dari segi kecantikan, subhanallah. Ia dikaruniai Allah fisik yang sempurna. Nggak ada orang yang bilang ia jelek. Saya aja sesama cewek, juga ikut tersepona dengan kecantikanya yang inner dan outer itu. Apa inti dari ‘sharing’ saya ini? Maksudnya ingin saya tunjukkan bahwa sosok muslimah ideal dan idaman umat itu ada. Hanya saja ia ada dalam jumlah dan stok yang terbatas. Why?
Setangkai bunga yang indah akan tumbuh dengan sempurna bila tanah dan iklimnya bagus serta sesuai. Begitu juga dengan muslimah idaman umat. Sosok-sosok ini akan tumbuh bila iklim alias lingkungan yang ada mendukungnya untuk berkembang dengan sempurna. Tapi apa fakta yang ada? Sistem yang diberlakukan kepada kita saat ini sungguh iklim rusak yang penuh noda. Sekulerisme yang diterapkan saat ini meniadakan peran agama dalam kehidupan. Kapitalisme yang mendewakan materi sebagai sumber kebahagiaan hidup pun juga dipuja-puja.
Lihat tuh, para perempuan cantik yang seksi mengumbar aurat di tempat umum, teryata sholatnya rajin juga. Bahkan saya sempat terkecoh dengan salah satu teman yang ketika berangkat ke kampus berkerudung rapat padahal hari-hari biasanya nggak. Saya pun mengucapkan selamat padanya. Bukankah kebaikan itu harus disyukuri dan diucapkan selamat padanya agar berkesinambungan? Ternyata ia mengatakan bahwa berkerudungnya itu karena ia habis menghadiri rapat sebuah perkumpulan mahasiswa muslim. Ia menyebutnya fleksibel karena itu artinya ia bisa berada di mana-mana. Rapat tentang Islam oke yang itu artinya ia berbaju muslimah. Dugem pun ayo aja yang itu artinya pake baju buka-bukaan. Waduh, jadinya baju muslimah itu dipakai hanya sekedar dress code aja yah? Capee deh.. ngikutin jalan pikiran kayak begini!
Dari kedua sosok di atas, sudah bisa dipastikan bahwa contoh kedua-lah yang paling banyak ditemui di sekeliling kita. Islam tidak lagi diakui sebagai the way of life. Namun Islam hanya sebagai mode dan gaya yang kebetulan lagi tren. Apalagi diperparah dengan ide demokrasi yang sangat mengagungkan kebebasan berekspresi termasuk dalam hal pakaian, jadilah baju muslimah dianggap sebagai salah satu pilihan yang bisa dipilih suka-suka. Kalo suka ya dipake, kalo nggak ya dilipat aja dalam lemari. Waduh!
Nggak bisa dibayangkan wajah bangsa ini ke depan, bila perempuannya plin-plan kayak gini. Tapi sangat bisa diprediksi sehebat apakah suatu kaum apabila perempuannya sekaliber contoh pertama di atas. Dan itu telah dibuktikan oleh Islam yang gilang-gemilang selama 13 abad dengan kualitas perempuan yang mulia dan hebat. Kalo sudah ada bukti cemerlangnya peradaban dalam naungan Islam, so buat apa kita butuh peradaban lain semacam demokrasi dan Kapitalisme? Jadi, tak ada pilihan lain untuk menciptakan generasi muslimah hebat dambaan umat kecuali kita campakkan bersama-sama semua ide yang rusak dan merusakkan. Setuju? Akur dong! [riafariana/voa-islam.com)

Senin, 01 Juni 2015

Hijrah

Assalamu'aikum.. HALOO GAESS!!
 Alhamdulillah akhirnya punya waktu juga buat update blog yang sekian lama tak teurus ini. Kali ini aku mau share sesuatu yg menurut aku sangat-sangat mengesankan untk hidupku sndiri, ssuai judul post kali ini 'hijrah', mungkin temen-temen udah pda tau kali ya ttg makna dari hijrah itu sendiri. Menurut aku hijrah itu adalah suatu proses dimana seseorang melakukan perubahan dari yg tadinya 'buruk' menjadi 'baik', ga cuman dalam hal penampilan, tapi juga ttg akhlak, ibadah, pergaulan dll. Dan kali ini aku mau membahas ttg hijrahnya seorang Rima Nur Anjani ......
oke mulai..


Mungkin foto ini bisa menjelaskan ssuatu kpd kalian pembaca blog ini, iya... kita mulai dri penampilan dulu..
bisa diliatkan penampilanku dari tahun ke tahun?! Kata org bijak itu "penampilan mencerminkan pribadi seseorang" hmmm.. berarti penampilan ku 3 tahun yang lalu mencerminkan pribadiku yg berbeda dgn sosok aku sekarang.. baiklah kita bahas satu persatu..

2012 : ini waktu aku masih mmkai seragam putih biru a.k.a SMP, tapi aku lupa foto itu diambil wktu aku kelas berapa, tapi dari foto itu bisa diliatkan gmana penampilan aku skitar 3 tahun yg lalu? yg masih pake celana ketat, hijabnya ribet bgt dililit kesana kemari, ga pake kaus kaki, pke hijab tapi rambut masih keliatan. subhanallah.... :"))) cabe banget yah, sok2 gaul gtu penampilannya. tapi itulah aku 3 tahun yg lalu, yg masih belum jemput hidayah, pdahal hidayahnya deket banget, yg akhlak jelek banget, ngomong kya kucing ga dikasih makan seharian alias ga bisa diem alias bawel :") hmm, itulah aku 3 tahun yang telah lalu..

2013 : oke 1 tahun stelah puncak kecabe2an ku (hehe), disini aku sdh  hampir mau jemput hidayah, alhamdulillah di tahun 2013 dari segi penampilan sdh ada perubahan yg lumayan bagus walau hanya sedikit, yg tahun kmrennya masih pke celana tahun berikutnya udh belajar pke rok, alhamdulillah udah mau pke kaus kaki, jilbabnya jga udah mulai disederhanakan ya walaupun jilbabnya ga syar'i dan masih transparan, tp alhamdulillah lah level kecabe2annya udah mulai turun.
next

2014 : nah nah nah... ini satu tahun yg lalu ya? ooiya, alhamdulillah di tahun ini udh istiqomah pakai rok, udh jarang banget makai celana, pke kaus kaki juga, tapi ..... hijabnya back to 2012 lagi.. diribet2in entah krna godaan dunia fashion waktu itu yg bikin jiwa raga ini ingin ikut2an hijabers kya dian pelangi, ria miranda,dll, biar dibilang gaul dan ga kampungan :"), hmm. tapi ada bagusnya.... walau hijabnya msih ribet, alhamdulillah nutup dada dan ga transparan.. ditahun ini, hidayah udah dijemput, alhamdulillah... Allah itu baik bgt ya, ga pngen hamba2Nya nginjak neraka, jd dikasih hidayah lwt teguran biar bisa balik ke jalan yg bener, jalan yg Allah ridhoi. Alhamdulillah
then .......

2k15 alias 2015 : NAH!!!!! Tahun ini! Alhamdulillah, alhamdulillah.... Allah Maha Baik, Maha Penyayang, sdah 5 bulan di tahun 2015, alhamdulillah penampilan ada perubahannya, alhamdulillah sudah dikuatkan Allah untk istiqomah dgn pakaian syar'i pakaian wanita muslimah sesungguhnya. Alhamdulillah tahun ini, udah kebiasa pke gamis, jilbabnya ga ribet2 lagi, ga transparan lagi, alhamdulillah nutup dada jga.. kaus kaki alhamdulillah slalu dipake klo jalan keluar rumah.. Alhamdulillah Allah sayang sma aku, slalu dilindungin dan diingetin untk sllu brada di yang Haq.. Allah ga pngen aku balik lagi ke zaman jahiliyyah ku beberapa tahun silam... Allah ... terimakasih.. dari tahun ke tahun, Engkau buat hmba sllu mndekatiMu, lwt cobaan dan teguranMu... Alhamdulillah ditahun ini juga, aku semakin dimantapkan dgn keberadaanku dibbrpa lingkaran dakwah. Ukhuwah islamiyah.... berteman dengan saudara2 yg kuat imanNya mmg ttak ada bandingannya, nikmatnya sungguh luar biasa, bikin hati jadi mantep untk sllu berjalan dijalan Allah.. ya Rabb.... terimakasih.. atas nikmat dari tahun ke tahun yg Kau berikan kpd ku, perubahan yg aku alami ini semua tak luput dari izin dan kehendakMu.. sungguh indah Kau buat skenario hidupku ini, hijrah yg ku alami, semua adalah tanda bukti kebesaran dan kasih sayangMu... Allahu akbar, mashaa Allah..

Sabtu, 11 April 2015

Allah is My Only Hope

Bismillah..

Disaat cobaan datang bertubi-tubi, kita merasa seakan-akan kitalah manusia yang paling terpuruk didunia ini, menyalahkan semua orang, bahkan Sang Maha Pencipta pun menjadi sasaran. Tak habis kata jika kita membahas tentang cobaan dan ujian, tapi sadarkah kita bahwa sebenarnya ada hikmah dari semua itu? Kita memang mengaku sebagai seorang muslim, mengakui memiliki  agama yang bernama Islam, kita mengakui memiliki tuhan yaitu ALLAH, tapi saat ujian datang kita lupa dengan semua itu, bertingkah seperti orang yang tidak punya harapan, bertumpu hanya pada manusia seakan-akan tidak memiliki tempat bersandar dan mengadu. Kita lupa bahwa sebenarnya ada yang menunggu aduan kita, ada yang rindu dengan curahan hati kita, Ialah ALLAH, Sang Maha Pengasih, Sang Maha Penyayang. 

Lalu, disaat Dia merindukan kita, apakah kita juga merindukanNya? Allah memberikan ujian dan cobaan bertubi-tubi kepada kita karena Dia menyayangi kita, ALLAH tau kita mampu menghadapi semuanya, Allah ingin meninggikan derajat kita dihadapanNya, dan Allah ingin kita kembali bersandar diri denganNya..
Allah cemburu saat kita mengharapkan segalanya hanya pada manusia tpi kepadaNya kita lupa, padahal Ia lah pemilik segala yang ada dibumi dan yang ada dilangit. 
Jika Allah bisa mengubah siang menjadi malam, maka yakin dan percayalah... Allah juga bisa merubah lelah menjadi berkah.
Kembalilah wahai saudariku, sudah saatnya kita kembali bermanja denganNya, saat cobaan datang menghampiri, sadari Allah bahwa itu adalah tanda kerinduan Allah dengan kita. Kembali dekatkan diri padaNya.. Cukuplah Allah menjadi penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung..



Dikutip oleh seorang hamba Allah yang sedang berhijrah dan masih miskin ilmu agama.

Jumat, 10 April 2015

Dari Kita Untuk Nusantara

Ini adalah artikel yang aku buat diakhir tahun 2013 kemarin saat mengikuti lomba di Fakultas Ekonomi UNLAM dan alhamdulillah atas izin Allah artikel ini masuk 10 besar artikel terbaik se Kalimantan, buat kalian yg mau copy silakan, semoga artikel ini bermanfaat ya :)


>>>
         Siapa yang tidak mengenal Indonesia. Negeri yang dijuluki sebagai jamrud khatulistiwa karena alamnya yang subur dan pemandangannya yang begitu indah. Negeri ini terdiri dari 17.504 pulau menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Di samping itu, negeri yang begitu luas ini mempunyai keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang sangat kaya. Setiap daerah di negeri ini, mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satu contohnya adalah kerajinan kain tradisional yang mempunyai corak warna dan motif  yang beragam sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di daerahnya masing-masing, seperti kain Sasirangan yang menjadi ciri khas Kalimantan Selatan.  
            Potensi bisnis dari kerajinan kain Sasirangan kini memiliki peluang mendatangkan keuntungan yang besar. Produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara lainnya yang ada di benua Asia. Dalam segi kualitas dan keindahan kerajinan kain tradisional Indonesia tidak kalah bila bersaing dengan produk luar. Pemerintah dan pengusaha-pengusaha lokal juga berlomba-lomba dalam memasarkan produk tersebut ke luar negeri dengan tujuan agar produk-produk asli Indonesia terkenal di seluruh dunia. Sebagai warga Indonesia yang baik, produk-produk lokal seperti inilah yang mesti kita banggakan dan kita lestarikan. Namun sayang, di negara asalnya sendiri kain-kain tersebut kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri secara luas sehingga bila mengharapkan adanya keinginan masyarakat untuk melestarikannya hanya merupakan angan-angan yang sulit diwujudkan.
           Dalam era gloabalisasi seperti sekarangan ini, alangkah baiknya jika kita mau untuk lebih mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai kesempatan walaupun perkembangan zaman banyak menuntun kita kepada mode produk luar, sebagai bangsa kita harus tetap memiliki jati diri dan tidak boleh terlena dengan keadaan ini. Kita juga harus bisa melestarikan budaya dan kerajinan dari negara kita tercinta Indonesia yang merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. Kita tidak bisa bermimpi produk tersebut terkenal di mata dunia internasional saja, tetapi di negara asalnya sendiri tidak dihargai. Semestinya pemasaran dan pengenalan produk tersebut harus lebih dikembangkan terlebih dahulu di wilayah kerajinan itu berasal hingga benar-benar mapan sebelum di perkenalkan ke dunia internasional.
            Salah satu kendala yang menghambat kurang populernya produk tersebut di kalangan masyarakat Indonesia adalah permasalahan dalam daya saing industri. Contohnya dapat kita lihat di Kalimantan Selatan, pemerintahnya memang mewajibkan setiap pegawai instansi pemerintah dan sekolah-sekolah  untuk menggunakan kain Sasirangan dengan tujuan untuk melestarikan kerajinan tradisional asli dari daerah Kalimantan Selatan ini, tetapi peraturan tersebut hanya memfokuskan di instansi pemerintah Kalimantan Selatan saja. Bahkan, yang lebih menyedihkan lagi masyarakat biasa yang tinggal di Kalimantan Selatan sendiri cenderung enggan untuk ikut berpartisipasi dalam mengenalkan  dan melestarikan kain Sasirangan. Masyarakat beralasan bahwa mereka tidak mempunyai pakaian yang terbuat dari kain tradisional ini akibat persoalan harga yang mengurangi minat mereka terhadap produk-produk tersebut. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah dalam upaya melestarikan kain sasirangan.  Selain itu, zaman sekarang juga banyak ditemui pedagang-pedagang nakal yang dengan sengaja menaikkan harga kain sasirangan dengan kisaran yang cukup tinggi, padahal jika dilihat dari pembuatannya harga yang dipatok tidak sesuai dengan harga-harga bahan pembuat kain sasirangan. Akibatnya, para konsumennya pun kebanyakan  hanya dari golongan menengah ke atas seperti para penjabat dan pegawai negeri, jarang dijumpai masyarakat dari golongan menengah ke bawah yang memakai pakaian dari kain sasirangan.
            Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini antara lain dengan melakukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus bisa bersikap tegas dalam menangani permasalahan para pedagang atau pengusaha nakal yang dengan sengaja mematok harga yang tidak sesuai dengan kisaran yang wajar untuk kain sasirangan. Di samping itu, semestinya para pengusaha harus bisa menyesuaikan harga kain Sasirangan dengan kisaran standar sehingga masyarakat dari golongan apapun dapat menikmati dan menggunakan produk dari daerah asalnya ini. Pemerintah juga harus mengadakan sosialisasi yang lebih gencar kepada masyarakatnya tentang pentingnya pelestarian kain Sasirangan yang merupakan ikon Kota Banjarmasin. Meskipun demikian, pelestarian kain Sasirangan kita tidak hanya dilakukan dengan membeli kain Sasirangan yang sudah jadi atau berbagai produk yang menggunakan kain sasirangan sebagai bahan dasarnya. Kain sasirangan juga dapat dilestarikan dengan cara memproduksi kain sasirangan sendiri, walaupun mungkin penggunaannya hanya kita nikmati sendiri. Setidaknya itu dapat meningkatkan daya tarik dan rasa cinta kita terhadap produk lokal. Masyarakat umum memang terkendala dalam hal harga, tetapi sebenarnya jika dilihat dari keterampilan dalam memproduksi kain Sasirangan, masyarakat Banjarmasin mempunyai kemampuan yang sangat baik. Contohnya dapat kita lihat di SMP Negeri 2 Banjarmasin yang mengajarkan dan mewajibkan siswanya setiap tahun untuk memproduksi kain sasirangan sendiri. Yang kemudian dibuat menjadi sebuah tas atau kontak pensil yang diwajibkan dipakai pada hari yang ditentukan. Hal seperti ini menjadi bekal dan keterampilan yang sangat berharga bagi para siswanya yang merupakan generasi penerus di masa yang akan datang sehingga tidak sulit bagi mereka yang memang sudah pernah mendapatkan pelajaran tersebut di sekolah untuk memproduksi kain sasirangan sendiri. 
            Upaya lain yang bisa dilakukan untuk membuktikan partisipasi terhadap pelestarian dan rasa cinta terhadap produk dalam negeri adalah melalui para penjabat yang bekerja di pusat pemerintahan. Pada umumnya mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Alangkah bagusnya jika mereka mau menggunakan produk-produk dari daerah asalnya satu hari dalam seminggu, atau pada saat acara-acara kenegaraan para penjabat serempak menggunakan pakaian dari daerahnya masing-masing. Hal ini akan membuat masyakat internasional tahu bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai dan bangga terhadap produk dalam negerinya. Masyakarat dari berbagai daerah di Indonesia pun menjadi kenal dengan produk-produk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jika semua produk-produk asal negeri kita terkenal di negaranya sendiri dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakatnya, maka mewujudkan dan menciptakan masyarakat yang mempunyai rasa cinta terhadap produk dalam negeri akan lebih mudah, karena mereka tahu bahwa produk dari negaranya sendiri tak kalah bagusnya dari produk-produk luar negeri.  
            Dengan demikian, untuk menciptakan masyarakat yang memiliki rasa cinta produk Indonesia, kita perlu memperbaiki kondisi masyarakatnya sendiri, mulai dari  masyarakat biasa, para pedagang, pengerajin, serta para penjabat pemerintahan. Dengan demikian, kita semua tidak lagi enggan melestarikan dan mengenalkan produk-produk asli Indonesia. Jika hal tersebut sudah terlaksana dengan baik dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan itu, tidak sulit bagi kita dalam mengenalkan berbagai produk-produk asli Indonesia ke mata dunia, karena dalam masyarakat kita sendiri sudah tertanam rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama memperbaiki, mengembangkan, serta melestarikan produk asli Indonesia mulai dari diri kita sendiri lalu ke masyarakat luas, saling mengenalkan berbagai hasil kerajinan dari daerah masing-masing, sehingga seluruh masyarakat dari berbagai suku dan daerah bisa ikut serta melestarikan berbagai produk asal Indonesia.

Surat #7

Teruntuk Kamu yang Telah Ia Datangkan, Hai, salam kenal. Semoga do'a-do'a kita di-amin-kan segera oleh penduduk langit. Sampai berju...