Assalamu'aikum calon penghuni Surganya Allah :)
Alhamdulillah setelah beberapa waktu ga ngeposting apa-apa, akhirnya malam ini ngeposting juga hihihi. Di bawah ini adalah essay yang aku buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial, ini deskripsi tentang kehidupanku sampai detik ini yang aku rangkumkan dalam 10 halaman microsoft word ukuran A4 dengan margin 3 3 3 4, justify, spacy 1,5 :) maafkan kalau isi ceritanya agak ga jelas, karena emang kemaren bingung nulis apa biar pas 10 halaman sesuai perintah dosennya :') sekali lagi maafkan..
selamat membaca!
SIAPA
AKU
Perkenalkan
nama saya Rima Nur Anjani, biasa dipanggil Rima atau Ima. Saya lahir di
Banjarmasin, 30 April 1998. Saya dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang
oleh kedua orangtua saya yang biasa saya panggil Ummi dan Baba, beserta satu
orang adik laki-laki saya yang berumur 2,5 tahun yang masih lucu dan
menggemaskan bernama Ra’id Shabaz Al Hanif atau yang biasa saya panggil Shabaz.
Saya dan adik saya memang terlampau jauh usianya, dia lahir pada saat saya
duduk di bangku kelas 2 SMA tepatny saat berumur 16 tahun. Jadi, jangan heran
jika saat berjalan-jalan di luar rumah banyak yang mengira kalau saya adalah
ibunya Raid, padahal saya adalah kakanya (hahaha). Ntah karena apa orang-orang
banyak yang mengira begitu, mungkin karena saya yang terlihat tua atau memang
karena sekarang zamannya banyak anak muda yang menikah di usia muda & punya
anak. Ntahlah, saya tidak tau.
Sejak kecil Ummi dan Baba sudah
menanamkan minat baca yang tinggi pada anak-anaknya. Sejak saya berumur 3 tahun, Ummi sudah
sangat rajin membelikan buku atau majalah anak-anak seperti Bobo, Asuh dan
Mombi. Biasanya setiap malam sebelum tidur Baba selalu membacakan cerita-cerita
atau dongeng yang ada di majalah maupun buku yang dibelikan Ummi. Mungkin
karena didukung oleh didikan orangtua saya tersebut sampai sekarang hobi saya
adalah membaca dan mengoleksi buku. Buku yang saya miliki pun cukup banyak.
Saya suka membaca semua genre buku, tetapi yang paling saya suka adalah novel
Sherlock Holmes dan Sabtu Bersama Bapak. Saya juga suka sekali dengan
puisi. Puisi yang paling saya suka adalah puisi yang berjudul “Aku Ingin”
karya sastrawan legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono.
Selain membaca dan mengoleksi buku,
hobi saya yang lainnya adalah memasak. Mungkin karena ummi dan nenek saya adalah
seorang pedagang makanan, dari kecil saya sangat suka melihat mereka berada
di dapur dan saya juga ikut mereka mencampur baurkan rempah-rempah di
atas panci hingga menjadi masakan yang lezat. Saya suka memasak apapun, tapi
yang paling sangat suka adalah memasak ayam katsu dan ayam asam manis, dari
berbagai banyak masakan yang saya masak, masakan itulah yang paling banyak
mendapatkan acungan jempol dari sanak keluarga maupun teman-teman saya. Sempat
terbesit dalam hati saya agar suatu hari nanti saya mendirikan sebuah restoran
dan menjadi juru masak di restoran sendiri (semoga jadi kenyataan, aamiin). Biasanya jika suasana hati saya
sedang tidak menentu atau sedang badmood,
hal pertama yang saya lakukan adalah pergi ke dapur dan memasak. Memasak adalah
moodbooster saya. Jadi, kalau nanti
kamu melihat saya sedang badmood ajak
aja saya masak, inshaa Allah mood saya akan kembali ceria lagi (hehehe).
Pada essay ini, saya akan
menceritakan tentang masa-masa sekolah yang pernah saya tempuh, mulai dari SD,
SMP dan SMA, serta masa yang sedang saya lalui sekarang yaitu masa perkuliahan.
Pertama, masa SD (sekolah dasar).
Masa-masa sekolah dasar selama 6 tahun, saya habiskan di SDN Belitung Selatan 4
Banjarmasin. Tepatnya dibelakang Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Menurut
orangtua dan guru-guru saya, saya termasuk siswa yang cepat dalam proses perkembangan
kognitif. Terbukti dari cepatnya saya dalam belajar membaca, menulis maupun
menggambar. Alhamdulillah, dari kelas 1 hingga kelas 6 saya selalu menduduki peringkat 3 besar
di kelas. Saya juga termasuk siswa yang aktif dalam kegiatan sekolah,
seperti menjadi anggota Pramuka, pengibar bendera dan intruktur senam setiap
hari Jum’at. Jarak antara rumah dan
sekolah saya cukup dekat, sehingga biasanya saya ke sekolah menggunakan sepeda
atau di antar Baba paginya dan saat pulang jalan kaki bersama teman-teman.
Sejak kecil saya sangat suka bersosialisasi dan menemukan teman baru, tak heran
saat SD teman yang saya kenal tak hanya di sekolah saya saja, tetapi juga
sekolah-sekolah lain yang berada dekat dengan sekolah saya.
Kedua, masa SMP (sekolah menengah pertama).
Alhamdulillah saya lulus SD dengan nilai rapot yang menurut saya sangat memuaskan dan NIM yang
memuaskan juga. Pada masa awal kelulusan dari SD, saya mengalami pertengkaran
kecil dengan ummi dan baba yang meributkan tentang SMP mana yang akan saya
pilih. Dengan NIM yang cukup baik yaitu 26,30, saya merasa saya bisa masuk di
hampir seluruh SMP di Kota Banjarmasin (mulai takabur). Awalnya saya sangat kekeh untuk
bersekolah di SMPN 9 Banjarmasin, dengan alasan karena banyak teman-teman saya
yang bersekolah disana dan saya tidak mau berpisah dengan teman-teman saya
waktu SD dulu (maklum masih anak kecil, pikiran labil). Tapi, ummi dan baba
juga kekeh ingin menyekolahkan saya di SMPN 2 Banjarmasin yang termasuk SMP
favorit di Kota Banjarmasin. Diiringi dengan adu argumen dan tangisan, akhirnya berkat sholat istikharah ‘pertama’ yang saya lakukan, Alhamdulillah Allah
memberikan petunjukNya serta membuka hati saya, dan pilihan sekolah
yang akan saya masuki jatuh pada SMPN 2
Banjarmasin. Dan id, ego serta superego pun selaras.
Saat
menjadi siswa SMP teman saya juga cukup banyak. Mungkin karena sifat saya yang
mudah bergaul dan aktif di kelas, di awal masa persekolahan saya sudah cukup
dikenal di antara teman-teman maupun kaka kelas saya.
Di masa ini juga saya terkena virus
“merah jambu”. Untuk pertama kalinya, saya pacaran. Tapi saya
pacaran bukan dengan teman satu sekolah saya, melainkan dengan teman komplek
saya yang kebetulan sekolahnya bersampingan dengan sekolah saya. Hari demi hari
yang kami lakukan adalah backstreet,
karena kalau kedua orangtua kami tau, itu akan menjadi masalah yang amat sangat
besar (Plis ini jangan ditiru ya:( ). Terlebih dari didikan di keluarga saya yang saya rasakan cukup
‘religius’ saya sangat di larang untuk pacar-pacaran. Tapi apalah daya saya,
karena dorongan id dan bisikan setan yang terlalu besar pada masa itu saya
tetap juga berpacaran. Dan Id mengalahkan Superego.
Menurut saya, masa SMP ini adalah
masa paling suram dalam kehidupan saya. Karena di masa inilah saya merasakan
bagaimana rasanya di bully, di intimidasi, dikucilkan di lingkungan pertemanan
saya. Menurut saya, alasan cuman satu, karena mereka iri. Pertama, iri karena
banyak teman laki-laki yang mendekati saya (ini saya serius loh ya, bukannya
sombong atau kepedean tapi ini seriusan wkwk), yang kedua, iri karena biasanya saya yang
dipilih sekolah untuk menjadi perwakilan di beberapa perlombaan seperti
olimpiade-olimpiade, pengakuan ini saya dapatkan dari teman saya waktu SMP yang
akhirnya menceritakan kenapa mereka dulu menjauhi dan membully saya.
Sejak
SMP ini juga lah saya belajar berorganisasi. Sebenarnya organisasi yang saya
ikuti hanya 2, yaitu TIM CC (Cerdas Cermat) dan musik tradisional. Tetapi yang
paling aktif adalah di TIM CC. Saya juga bukan anggota OSIS, tetapi banyak guru
dan teman-teman saya yang mengajak saya untuk ikut serta dalam mengurus
berbagai acara. Saya juga sering menjadi MC di acara formal maupun non formal.
Mungkin karena kemampuan saya dalam berbicara di depan umum ini jugalah, pihak
sekolah sering memilih saya untuk menjadi delegasi dalam berbagai acara penting,
seperti diskusi pelajar bersama walikota dan gubernur, dll. Di masa ini saya
mendapatkan begitu banyak pelajaran dan pengalaman, yang membuat saya
kedepannya semakin berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik. Dan akhirnya,
ego menyelaraskan id dan superego.
Ketiga, masa SMA (sekolah menengah
atas). Setelah lulus dengan nilai ya... gak jelek-jelek banget juga dan
berbekal pengalaman dulu saat memilih SMP, hal yang juga saya lakukan saat
memilih SMA yaitu dengan meminta restu orangtua dan sholat istikharah. Ntah
kenapa saat lulus SMP saya tidak begitu tertarik untuk melanjutkan sekolah di
SMA yang berada di dalam lingkungan pelajar “Mulawarman Banjarmasin”. Hingga
akhirnya keputusan terbaik jatuh pada SMAN 6 Banjarmain atau yang sering di
sebut Smasix yang berada di Jalan Belitung Banjarmasin dan sangat dekat dengan
rumah saya, kurang lebih 5 menit waktunya untuk sampai ke smasix.
Menurut saya masa kejayaan saya ada
saat di SMA ini. Sehabis banyaknya pelajaran yang saya dapatkan di SMP, saya
mulai mengasah diri dan potensi saya. Saya amat fokus dalam pengembangan diri
saya, saya tidak peduli lagi dengan omongan oranglain tentang saya, saya juga
tidak terlalu memfokuskan diri ke hal-hal yang berbau pacaran, ya walaupun pada
akhirnya saat semester 2 saya kembali berpacaran dengan salah satu teman SMP
saya dulu yang kebetulan bersekolah di smasix juga.
Saat
SMA ini saya mengikuti berbagai kegiatan, entah itu intra sekolah maupun ekstra
sekolah. Di dalam lingkungan sekolah, saya mengikuti ekstrakurikuler IRMUS
(ikatan remaja muslim) dan KIR (kegiatan ilmiah remaja). Menurut saya, selama
saya menjadi anggota dan pengurus dua organisasi tersebut saya sudah memberikan
yang terbaik dan berhasil mengharumkan nama sekolah melalui organisasi
tersebut. Banyak perlombaan yang saya menangi, ntah itu dalam lingkup kota,
hingga nasional. Di KIR GreenSAND Smasix saya pernah menjadi ketua umum
organisasi tersebut. Saya juga berhasil mengikuti berbagai perlombaan yang
sifatnya nasional hingga inovasi-inovasi acara yang saya laksakan pada saat
kepengurusan saya. Karena organisasi ini juga saya bisa mengelilingi pulau
Jawa, yang sebelumnya tidak pernah terpikir oleh saya bisa mendatangi kota-kota
tersebut.
Prestasi yang pernah saya torehkan
antara lain Juara 1 AHM Best Student ke Kalselteng tahun 2014 dan menjadi
perwakilan Kalselteng di tingkat nasional yang diadakan di Jakarta. Di Jakarta
itulah saya mengenal teman-teman dari berbagai daerah, dari Sabang sampai
Merauke. Saya sangat bersyukur bisa menjadi perwakilan Kalselteng dan berada
disana, walau hanya beberapa hari namun ilmu dan pengalamannya luar biasa. Saya
menjadi tau budaya-budaya di Indonesia, punya sahabat di daerah lain. Sampai
detik ini pun kami masih saling berhubungan, berbagi kontak dan curhat-curhatan
tentang banyak hal walau hanya bisa via sosial media. Semoga suatu hari nanti
saya bisa ke daerah mereka dan merasakan atmosfer di sana (aamiin).
Selain itu saya juga aktif di bidang
penelitian, saya pernah lolos ke dalam 10 besar LKTI Nasional yang di adakan
oleh Universitas Muhammadiyah Malang dan Institut Sepuluh Nopember Surabaya.
Berkat lomba-lomba tersebut juga saya akhirnya bisa keliling Surabaya dan
Malang, menikmati atmosfer disana. Ah.. sungguh masa-masa yang indah.
Oiya, bukan hanya kesempatan untuk
pergi ke luar kota itu saja yang saya dapatkan, banyak hal-hal lain yang juga
tak kalah pentingnya yang saya dapatkan. Salah satu yang paling luar biasa
menurut saya adalah penelitian saya di daerah Mandastana, Botola, Kalsel,
disana saya meneliti tentang sistem pertanian masyarakat transmigrasi dari
pulau Jawa. Sistem pertanian yang menurut saya unik dan inovatif, cocok jika
diterapkan di daerah-daerah lain.
Bukan
hanya informasi yang saya dapatkan tetapi juga dengan penelitian-penelitian
tersebut saya bisa terjun langsung ke lapangan, berbaur dengan masyarakat yang
berada di tempat saya melakukan penelitian itu. Berbicara, bercerita dan
berbagi banyak hal. Hal yang menurut saya sangat berpengaruh untuk kehidupan
saya dengan menjadi bagian dari masyarakat tersebut saya bisa melatih kemampuan
saya untuk bersosialisasi dengan orang lain, saya menjadi lebih banyak
bersyukur atas kehidupan yang saya terima, banyak di luar sana orang-orang yang
tidak seberuntung kita. Intinya, empati saya sangat dibentuk dengan kegiatan
penelitian-penelitian ini. Hal yang mungkin tidak akan saya dapatkan di dunia
persekolahan. Pengalaman luar biasa yang akhirnya bisa mengubah sudut pandang
saya terhadap sesuatu, membuat saya semakin dewasa, bukan lagi seorang ABG yang
hanya sibuk memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan nasib orang lain diluar
sana.
Selain kegiatan penelitian, saya
juga pernah terpilih menjadi Duta Ayo Ngaji Tiap Hari Kota Banjarmasin yang
diadakan oleh Syaamil Qur’an Indonesia. Mendapatkan selempang dan dinobatkan
sebagai duta bukanlah perkara yang mudah untuk saya, dengan adanya title
tersebut saya harus bisa menjadi panutan yang baik, karena secara tidak
langsung saya sudah menjadi titik pandang
orang lain. Tapi saya amat bersyukur karena dengan pengalaman ini juga
saya bisa berbagi ilmu dengan banyak orang melalui sosialisasi-sosialisasi yang
pernah saya lakukan.
Mungkin itu dulu kisah masa SMA
saya. Sekarang saya akan menceritakan tentang masa perkuliahan yang saat ini
saya lalui. Dan pada akhirnya, ego
menyelaraskan id dan superego.
Setelah lulus SMA, saya kembali
dihadapi dengan kebingungan memilih jurusan kuliah. Dulu saya sempat
berkeinganan untuk kuliah di kedokteran, ilmu gizi hingga astronomi. Saya juga
‘hampir’ mengikuti seleksi masuk STAN, tapi karena terkendala oleh izin ummi
dan baba akhirnya keinganan saya untuk mengambil jurusan perpajakan STAN gagal
total J
begitu juga halnya dengan kedokteran UNPAD. Gagal total J
Hingga H-5 penutupan jalur SNMPTN,
saya masih di titik kebingungan saya. Ini bukan perkara mudah, karena disini
lah saya akan memulai dunia saya yang baru, saya tidak ingin salah pilih. Saya
harus mempertimbangkan segala hal dengan matang dan pada akhirnya..... berkat
satu ucapan ummi yang berbunyi “kenapa ga coba psikologi aja ima? Kan ima suka
mengamati budaya, karakter orang dan suka dengerin curhatan oranglain?” JLEBB
kalimat itu menjadi energy booster bagi saya
untuk mencari tahu tentang apapun yang berhubungan dengan psikologi. Ntah itu prospek kerjanya, mata
kuliahnya nanti, tokoh-tokoh psikolog, sampai pada suatu hari saya mendapatkan
rekomendasi novel psikologi dari teman saya yang berjudul Sybil. Hal itu
semakin membuat saya penasaran dengan psikologi ini sebenarnya. Walaupun sempat
mendapatkan pertentangan dari baba yang kekeh untuk menyekolahkan saya di
jurusan yang berhubungan dengan ekonomi dan perpajakan, tetapi berkat doa
seorang Ibu, hati baba lulus juga. Beliau akhirnya mengizinkan saya untuk
memilih jurusan bebas sesuai dengan keinginan saya. Hingga akhirnya H-1
penutupan SNMPTN saya memilih yakin untuk memilih jurusan Psikologi UNLAM di
pilihan pertama dan jurusan Kesehatan Masyarakat UNLAM di pilihan kedua.
Dan Alhamdulillah, atas izin Allah
saya berhasil lulus di jurusan Psikologi UNLAM dan hingga detik ini menjadi
salah satu mahasiswinya. Yang awalnya saya ga punya bayangan yang pasti tentang
psikologi, lambat laun akhirnya saya jatuh cinta dengan jurusan. Ntahlah.. saya
kita hanya dengan belajar psikologi saya bisa memahami dan mengerti orang lain
dengan cara berbeda dari orang biasa. Saya berharap kedepannya saya bisa
menjadi sosok yang lebih baik lagi dengan berada di jurusan ini dan selalu
mengasah potensi dan kemampuan saya. Dan
pada akhirnya, ego, id, dan superego saling menyelaraskan.
Selanjutnya, saya akan
mendeskripsikan tentang kelebihan dan kekurangan yang saya miliki.
Pertama,
saya akan mendeskripsikan tentang kekurangan saya terlebih dahulu. Menurut
saya, saya ini termasuk orang boros, keras kepala, mageran (males gerak), moody, masih suka menunda-nunda pekerjaan
terutama pekerjaan rumah dari dosen (hehehe maaf ya pak/bu) dan saya termasuk
orang yang suka bicara blak-blakan, to
the point, karena saya tidak suka kemunafikan ataupun hal yang bertele-tele
(WIHH) . Jadi, saya lebih suka ngomong langsung ke orangnya. Namun, saya sadar
dengan kekurangan dan sifat saya yang kurang baik tersebut. Kini saya belajar,
bagaimana saya seharusnya berbicara dengan orang lain, mengerti pendapat dan
argumen oranglain meskipun itu sangat bertentangan dengan pemikiran saya. Saya
berusaha untuk meredakan emosi saya, saya tidak ingin kekurangan saya ini
mengganggu kehidupan saya. Saya akan terus mencoba untuk memperbaiki diri,
mengubah kekurangan saya menjadi sebuah kelebihan. Mengubah yang buruk menjadi
baik. Dan pada akhirnya, id dikalahkan
superego.
Sedangkan kelebihan saya adalah saya
mudah bergaul dan membuat relasi di lingkungan baru, mudah beradapsi, pendengar
yang baik, menurut teman-teman saya saya termasuk lucu dan suka menghibur
teman-teman saya. Oiya, menurut orang-orang yang kenal, mereka mengatakan bahwa
saya punya kepedulian sosial yang tinggi. Saya pernah menjadi relawan di
Yayasan Anak Bangsa Banjarmasin, biasanya saya mengajar anak-anak disana, dan
setiap Jum’at sore biasanya saya pergi ke RSUD Ulin untuk membagikan kue dan
susu untuk anak-anak penderita kanker :’)
Saya sangat suka hal-hal yang
berhubungan dengan anak-anak dan literasi. Dulu saat SMA juga suka sekali
bergabung diberbagai komunitas, seperti HiLo Green Community, Earth Hour,
Relawan Peduli Anak Kanker dll. Karena passion
saya itu jugalah pada Mei tahun lalu
saya membuat sebuah project yang saya
namai Lucky Paper Project dimana
kegiatan ini berhubungan literasi dan minat baca anak-anak. Namun, karena
dukungan teman-teman akhirnya pada awal tahun 2017 kemarin, saya mengubahnya
menjadi sebuah komunitas yang saya beri nama “Komunitas Literasi Banua” visi
misi nya masih sama. Hanya ruang lingkupnya saja yang ada pengembangan, yang
dulunya hanya berfokus di Banjarmasin, sekarang sudah difokuskan di seluruh
daerah di banua.
Biasanya setiap minggu pagi, saya
membuka lapak baca di Taman Kamboja Banjarmasin, CFD Murjani Banjarbaru dan CFD
Kantor Gubernuran Kalsel. Berbagi canda tawa dengan anak-anak yang singgah di
lapak Literasi Banua, mendongeng bersama mereka, maupun berbagi kisah dan
mendengarkan cerita dari para orangtua tentang anaknya dan banyak sekali
bahasan saya setiap minggu pagi bersama orang-orang yang mau mengikhlaskan jiwa
raganya bersatu bersama buku. Saya tidak suka omong kosong, saya tidak suka
berkata-kata untuk menjanjikan sesuatu. I
don’t trust your words, I trust your actions. Itulah yang selalu saya cam
kan pada orang-orang yang terlalu banyak bicara tapi tidak berbua apa-apa. Saya
sedih dengan generasi sekarang, kebanyakan hanya bisa mengkritik, mencaci,
menghina, tanpa memberikan perubahan yang lebih baik melalui aksi atau tindakan
mereka.
Dalam
menjalani hidup ini, saya mempunyai moto yang selalu menjadi penyemangat saya
dalam melakukan segala hal yaitu Khairunnas
Anfa’uhum Linnas yang artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi manusia lainnya”. Saya ingin bermanfaat bagi orang lain melalui apapun
yang saya lakukan. Saya ingin menjadi pribadi yang bermanfaat. Bermanfaat bagi
siapapun, yang saya kenal maupun tidak. Oleh karenanya saya mendirikan
komunitas tersebut, menjadi relawan, mengikuti organisasi dan melakukan
penelitian, karena saya ingin setiap kehadiran saya memberikan manfaat kepada
oranglain.
Mungkin
itu saja yang dapat saya ceritakan di dalam essay SIAPA AKU ini..
Wassalamu’alaikum wr, wb.